Seandainya Istri Bersujud Kepada Suami



(Sujud Dalam Timbangan Aqidah 6)

Kedudukan suami bagi wanita adalah sangat agung melebihi kedua orang tuanya. Untuk itu nabi shollallohu alaihi wasallam mengingatkan :

وعن أَبي هريرة  رضي الله عنه عن النَّبيّ  صلى الله عليه وسلم قَالَ لَوْ كُنْتُ آمِراً أحَداً أنْ يَسْجُدَ لأحَدٍ لأمَرْتُ المَرأةَ أنْ تَسْجُدَ لزَوجِهَا
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam : Seandainya aku diperbolehkan memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain maka sungguh akan aku perintahkan wanita untuk bersujud kepada suaminya  [HR Tirmidzi]

Penulis tuhfatul ahwadzi berkata : Hadits ini menunjukkan betapa besarnya agungnya hak suami yang harus dipenuhi sang istri dan lemahnya dalam membalas kebaikan suami. Beliau juga mengingatkan :

فَإِنّ السّجْدَةَ لاَ تَحِلُّ لِغَيْرِ الله
Sesungguhnya sujud tidak dibenarkan kepada selain Alloh

Syaikh Salim Id Alhilali berkata : Sujud adalah ibadah, tidak diperbolehkan ditujukan kecuali untuk Alloh semata. Tidak boleh bagi seseorang untuk bersujud kepada orang lain. Barangsiapa yang bersujud untuk manusia atau batu secara sadar maka telah lepas ikatan islam dari lehernya.

Maroji’ :
Tuhfatul Ahwadzi, Al Imam Alhafidz Abul Ula Muhammad Abdurrohman bin Abdurrohim Almubarokfuri 4/23
Bahjatun Nadzirin, Syaikh Abu Usamah Salim ‘Id Alhilali 1/338