(Fiqih Ragu 6)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah
orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar [alhujurot : 15]
Ayat di atas menerangkan kriteria iman yang benar, :
1. Iman kepada
Alloh
Yaitu dengan mengucapkan syahadat laa ilaaha illalloh. Dengan
begitu berarti dia berikrar bahwa hanya Allohlah yang berhak diibadahi. Janji
ini membuatnya terhindar dari perbuatan syirik.
2. Iman kepada
rosul
Caranya mengucapkan kesaksian bahwa Muhammad adalah utusan
Alloh. Karenanya ia hanya mau beribadah kepada Alloh dengan menggunakan contoh
yang diajarkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Dengan janji ini
membuatnya terhindar dari bid’ah.
3. Tidak ragu
Hal itu diwujudkan dengan siap berjihad, mengorbankan harta
bahkan nyawanya sekalipun demi menunjukkan keyakinannya.
Syarat ketiga inilah yang membedakan mana munafiq dan mana
mu’min yang sebenarnya. Dalam alquran, munafiq dikenal pelit terhadap harta dan
pengecut bila mendengar seruan jihad. Tentang pelit mereka, Alloh berfirman :
وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ
لَئِنْ آَتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ
الصَّالِحِينَ فَلَمَّا آَتَاهُمْ مِنْ
فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ
75. dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada
Allah : Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada Kami,
pastilah Kami akan bersedekah dan pastilah Kami Termasuk orang-orang yang saleh.
76. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian
dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran) [attaubah : 75-76]
Adapun tentang kepengecutan mereka terhadap jihad, Alloh
berfirman :
إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ
Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan hati mereka
ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya [attaubah : 45]