(Fiqih Ragu 7)
Iman seorang mukmin dibangun di atas dasar keyakinan.
Sebaliknya munafiq berdiri di atas keraguan. Demikianlah, rosululloh
shollallohu alaihi wasallam menyebut kedua kelompok itu dalam salah satu
sabdanya ketika menceritakan tentang fitnah kubur (pertanyaan malaikat munkar
dan nakir kepada manusia di alam barzakh) :
فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ أَوْ الْمُوقِنُ لَا أَدْرِي بِأَيِّهِمَا
قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ
وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ ثَلَاثًا فَيُقَالُ نَمْ صَالِحًا
قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ
لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ
يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
Adapun orang
beriman atau orang yang yakin, akan menjawab : Dia adalah Muhammad
Rasulullah telah datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami
sambut dan kami ikuti. Dia adalah Muhammad, diucapkannya tiga kali. Maka kepada
orang itu dikatakan : Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui
bahwa kamu adalah orang yang yakin. Adapun orang Munafiq atau orang yang
ragu, Asma kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanya, akan menjawab
; aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar manusia membicarakan sesuatu maka
akupun mengatakannya [HR Bukhori Muslim]
Pada hadits
di atas bisa kita lihat, rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi sebutan
lain bagi mu’min, yaitu muuqin (orang yang yakin). Adapun kepada orang munafiq,
beliau beri nama lain dengan murtab (orang yang ragu).
Tidak
ketinggalan, orang beriman akan menolak permintaan pertolongan kaum munafiqin
pada mereka dengan argumen sikap keraguan mereka terhadap iman di dunia :
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (12)
يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آَمَنُوا انْظُرُونَا
نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا
فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ
مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ (13)
يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ
أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى
جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ (14)
فَالْيَوْمَ لَا يُؤْخَذُ مِنْكُمْ فِدْيَةٌ وَلَا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا
مَأْوَاكُمُ النَّارُ هِيَ مَوْلَاكُمْ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (15)
12. (yaitu)
pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang
cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan
kepada meraka) : Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) jannat yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah
keberuntungan yang besar.
13. pada
hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada
orang-orang yang beriman : Tunggulah Kami supaya Kami dapat mengambil
sebahagian dari cahayamu. dikatakan (kepada mereka) : Kembalilah kamu ke
belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu). lalu diadakan di antara mereka
dinding yang mempunyai pintu. di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah
luarnya dari situ ada siksa.
14.
orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata :
Bukankah Kami dahulu bersama-sama dengan kamu ? mereka menjawab : Benar, tetapi
kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu-
ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan
Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang Amat penipu.
15. Maka
pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang
kafir. tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. dan Dia adalah
sejahat-jahat tempat kembali [alhadid :
12-15]
Empat ayat
di atas berkisah bagaimana kondisi mu’min dan munafiq pada hari kiamat. Di saat
meniti shiroth, seorang mu’min diliputi cahaya. Tidak itu saja, mereka juga
diberi kabar gembira berupa aljannah beserta keindahannnya yang akan mereka
terima.
Adapun kaum
munafiq akan mendapatkan kegelapan, karena memang gelap adalah wujud asli hari
kiamat. Di situlah mereka meminta sedikit cahaya orang beriman. Bagaimana jawaban
mu’min saat itu ? Penulis tafsir muyassar menyebut bahwa orang beriman akan
menjawab dengan nada mengejek (Kembalilah kamu ke belakang dan carilah
sendiri cahaya untukmu).
Salah satu argumen
kaum mukimin tidak memberi pertolongan kepada orang munafiq adalah sikap
wartabtum (kalian dulu ragu). Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menerangkan
maksud ayat itu dengan mengatakan : Kalian ragu terhadap kabar dari Alloh, yang
mana Alloh menolak keraguan.
Adapun
penulis tafsir alwajiz menyebut, keraguan yang dimaksud adalah keraguan dalam
iman. Walhasil, di dunia memiliki sikap berbeda terhadap iman (yang satu yakin
sedang yang lainnya adalah ragu) maka nasib mereka juga berbeda di akhirat.
Maroji’ :
Tafsir
almuyassar (maktabah syamilah) hal 539
Tafsir
assa’di (maktabah syamilah) hal 539
Tafsir
alwajiz (maktabah syamilah) hal 539