Jawaban Terhadap Syubaht “ Keraguan Dan Kesyirikan Yang Dilakukan Ibrohim “




(Fiqih Ragu 11)
 
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آَزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آَلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (74) وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (75) فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآَفِلِينَ (76) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79)
74. dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."
75. dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar Dia Termasuk orang yang yakin.
76. ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
77. kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat."
78. kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan  [al an’am : 74-79]

Terlalu banyak ustadz yang menyimpulkan ayat-ayat di atas sebagai perjalanan Ibrohim dalam mencari tuhan. Dari satu tuhan ke tuhan lain ( bintang, bulan dan matahari) dan selanjutnya mengerucut pada Alloh. Ini adalah kesimpulan batil ! Kenapa ? :

Alloh sudah memastikan bahwa Ibrohim tidak pernah melakukan perbuatan syirik

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ  
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif (berpegang teguh pada kebenaran), dan sekali kali ia bukanlah termasuk orang orang yang memalukan perbuatan syirik   [QS, An Nahl : 120]

وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُوا قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Dan mereka berkata : Jadilah kalian penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk. Katakanlah : Tidak, melainkan (kami mengikuti) millah Ibrahim yang lurus. dan bukanlah Dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik    [albaqoroh : 135]

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik   [Ali imron : 67]

قُلْ صَدَقَ اللَّهُ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah : Benarlah (apa yang difirmankan) Allah. Maka ikutilah millah Ibrahim yang lurus, dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang musyrik  [ Ali imron : 95]

قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Robku kepada jalan yang lurus, (yaitu) din yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah Termasuk orang-orang musyrik   [Al an’am : 161]

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ   
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : ikutilah millah Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang musyrik      [annahl : 123]

6 ayat di atas berisi tazkiyyah dari Alloh kepada Ibrohim. Bentuk tazkiyyah yang Alloh firmankan adalah menggunakan fi’il madli (bentuk lampau) berupa maa kaana dan fi’il mudlori (future, yang akan datang) berupa wa lam yakun. Ini menunjukkan bahwa Ibrohim tidak pernah dan tidak akan melakukan perbuatan syirik.
Ayat-ayat (al an’am : 74-79) di atas berisi munadzoroh (diskusi)
Ketika Ibrohim berkata hadza robbi (ini tuhanku) saat menyebut ketiga planet itu, maknanya adalah inilah tuhanku menurut persepsi kalian. Ternyata sinarnya tidak abadi, selalu redup dan hilang dengan munculnya planet lain. Mungkinkah bintang yang kalah oleh bulan, bulan yang tersingkir oleh munculnya matahari dan matahari yang ditenggelamkan oleh malam hari pantas dijadikan tuhan ?
Syaikh Asy Syanqithi juga menyebut bahwa kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh Ibrohim kepada orang-orang kafir berstatus istifham inkari (pertanyaan yang bermakna pengingkaran)
Walhasil, bila ada riwayat yang mengatakan bahwa Ibrohim melakukan pengembaraan spiritual untuk mencari ketuhanan adalah riwayat batil. Tidak ada cerita yang benar bahwa Ibrohim berkelana dari satu tuhan ke tuhan lain hingga akhirnya menemukan ilah yang sesungguhnya.
Tauhid adalah agung dan suci. Tidak mungkin dibawa dan dipikul kecuali oleh orang yang mulia sesuai dengan apa yang ia dakwahkan.
Maroji’ :
Tafsir Assanqithi (maktabah syamilah) hal 137]