(Fiqih Ragu 18)
Dzonn adalah persangkaan. Dalam alquran, kata dzonn
berkonotasi negatif, tidak pasti, penuh keraguan dan tidak bisa dijadikan
sebagai hujah hukum. Di antaranya :
يظنون بالله غير الحق ظن الجاهليـة يقولون هل لنا من الأمـر من شيء قل إن
الأمر كله لله
Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap
Allah, seperti sangkaan jahiliyah, mereka berkata : apakah ada bagi kita
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, katakanlah : sungguh urusan itu
seluruhnya di Tangan Allah.… [QS. Ali Imran, 154]
ويعذب المنافقـين
والمنافقـات والمشركـين والمشركـات الظانين بالله ظن السوء عليهم دائرة
السوء وغضب الله عليهم ولعنهم وأعد لهم جهنم وساءت مصيرا
Dan supaya Dia mengadzab orang-orang munafik
laki-laki dan orang-orang munafik perempuan, dan orang-orang Musyrik laki laki
dan orang-orang musyrik perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap
Allah, mereka akan mendapat giliran (keburukan) yang amat buruk, dan Allah
memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka jahannam. Dan
(neraka jahannam) itulah seburuk-buruk tempat kembali [Al Fath, 6]
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ
لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali dzonn (persangkaan
saja). Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai
kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan [yunus : 36]
Kendati demikian, dzonn memiliki arti kebalikan dari makna di
atas, yaitu yakin sebagaimana firman Alloh Ta’ala :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ
مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu',
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan
menemui Robnya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya [albaqoroh : 45-46]
Ayat di atas menerangkan definisi orang yang khusyu’. Mereka
adalah yang memiliki dzonn (pada ayat ini bermakna yakin) bahwa dirinya akan
bertemu dengan Alloh.
Imam Arrozi mengartikan dzonn pada ayat ini dengan al ilmu.
Imam Baidlowi menguatkan pendapat ini dengan menampilkan kata yadzunnuuna
dengan bacaan ibnu Mas’ud yang membacanya dengan ya’lamuuna. Syaikh Abdurrohman
Nashir Assa’di mengartikannya dengan yakin. Kedua pendapat ini meski berbeda
namun saling melengkapi. Ilmu pasti dibangun di atas dasar keyakinan.
Qotadah menambahkan :
ما كان من ظن الآخرة فهو علم
Dzonn dalam quran bila dihubungkan
dengan akhirat bermakna yakin
Walhasil menyikapi akhirat dengan dzonn adalah masyru’
(disyariatkan)
Maroji’ :
Tafsir Arrozi (maktabah syamilah) hal 7
Tafsir Albaidlowi (maktabah syamilah) hal 7
Tafsir Assa’di (maktabah syamilah) hal 7