(Fiqih Ragu 34)
Berburu menggunakan jasa anjing yang terlatih diperbolehkan
oleh quran dan sunnah :
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ
لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ
مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللَّهُ فَكُلُوا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا
اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Mereka menanyakan kepadamu : Apakah yang Dihalalkan bagi
mereka ? Katakanlah : Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang
ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk
berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka
makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas
binatang buas itu (waktu melepaskannya)]. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat cepat hisab-Nya [almaidah : 4]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم مَنِ اتَّخَذَ كَلْباً, إِلَّا كَلْبَ
مَاشِيَةٍ, أَوْ صَيْدٍ, أَوْ زَرْعٍ, اِنْتَقَصَ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ
قِيرَاطٌ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Barangsiapa memelihara anjing
-kecuali anjing penjaga ternak, anjing pemburu, atau anjing penjaga tanaman-
pahalanya akan dikurangi satu qirath setiap hari [Muttafaq
Alaihi]
Selanjutnya
ketika anjing melaksanakan titah tuannya, terkadang memunculkan problem yang
membuat pemilik binatang ini ragu untuk memakan hewan buruan. Islam menyebut
tiga kriteria hasil buruan yang tidak boleh dimakan :
a. Anjing pemburu ikut makan dari
binatang yang dia terkam
b. Keikutsertaan anjing lain
c. Binatang didapatkan mati di air
Kesimpulan
ini didapat dari sabda nabi shollallohu alaihi wasallam kepada Adi bin Hatim :
عَنْ عَدِيِّ بنِ حَاتِمٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا أَرْسَلَتَ كَلْبَكَ فَاذْكُرِ اسْمَ
اَللَّهِ, فَإِنْ أَمْسَكَ عَلَيْكَ فَأَدْرَكْتَهُ حَيًّا فَاذْبَحْهُ, وَإِنْ
أَدْرَكْتَهُ قَدْ قُتِلَ وَلَمْ يُؤْكَلْ مِنْهُ فَكُلْهُ, وَإِنْ وَجَدْتَ مَعَ
كَلْبِكَ كَلْبًا غَيْرَهُ وَقَدْ قُتِلَ فَلَا تَأْكُلْ: فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي
أَيَّهُمَا قَتَلَهُ, وَإِنْ رَمَيْتَ سَهْمَكَ فَاذْكُرِ اسْمَ اَللَّهِ, فَإِنْ
غَابَ عَنْكَ يَوْماً, فَلَمْ تَجِدْ فِيهِ إِلَّا أَثَرَ سَهْمِكَ, فَكُلْ إِنْ
شِئْتَ, وَإِنْ وَجَدْتَهُ غَرِيقاً فِي اَلْمَاءِ, فَلَا تَأْكُلْ
Dari 'Adiy Ibnu Hatim Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Jika engkau melepaskan anjingmu
(untuk berburu), maka sebutlah nama Allah padanya. Bila ia menangkap buruan
untukmu dan engkau mendapatkannya masih hidup, maka sembelihlah. Bila engkau
mendapatkannya telah mati dan anjing itu tidak memakannya sama sekali, maka
makanlah. Bila engkau menemukan anjing lain selain anjingmu, sedang buruan itu
telah mati, maka jangan engkau makan sebab engkau tidak mengetahui anjing mana
yang membunuhnya. Apabila engkau melepaskan panahmu, sebutlah nama Allah. Bila
engkau baru menemukan buruan itu setelah sehari dan tidak engkau temukan selain
bekas panahmu, makanlah jika engkau mau. Jika engkau menemukannya tenggelam di
dalam air, janganlah engkau memakannya
[Muttafaq Alaihi]