Si Yatim Jangan Mengelola Harta Sendirian




Fiqih Yatim (11) 

Anak kecil belum memiliki kedewasaan. Perbuatan yang ia lakukan dibangun di atas dasar “ Yang penting saya suka “ tanpa mempertimbangkan maslahat dan madlorot. Untuk itulah anak yatim tidak boleh dibiarkan berbuat sesukanya terhadap harta yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Siapa yang memiliki sifat amanah dan kemampuan mengelola harta itu harus segera mengambil alih peran itu.
Inilah yang Alloh pesankan dalam alquran :

وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik

Ayat ini memberikan pelajaran :

1.      Assufaha (Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang dewasa yang tidak dapat mengatur harta bendanya) tidak boleh mengelola harta
2.      Makanan dan pakaian serta kebutuhan mereka diambil dari harta mereka atas izin dari si pengelola harta
3.      Qaoulan ma’rufa (kata-kata baik) sebagai satu bentuk penolakan disampaikan manakala mereka menuntut hartanya sebelum masanya