Apakah Anak Yatim Wajib Membayar Zakat ?




Fiqih Yatim (13) 

Perintah sholat berbeda dengan perintah zakat. Kewajiban sholat ada kaitannya dengan pelaku yang sudah berstatus mukallaf (baligh). Adapun zakat, kaitannya adalah harta. Bila sudah mencapai haul dan nishob maka wajib dikeluarkan meski pemiliknya masih kanak-kanak. 

Si yatim yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya memiliki belasan hektar sawah. Oleh paman dikelola dengan baik sehingga menghasilkan panen padi yang berlimpah. Dalam kondisi seperti ini maka  mengeluarkan zakat hukumnya wajib.

Syaikh Sayyid Sabiq berkata : Wajib bagi wali bagi anak kecil dan orang gila untuk menunaikan dari harta keduanya bila sudah mencapai nishob. Aisyah rodliyallohu anha mengeluarkan zakat anak-anak yatim yang tinggal di rumahnya. 

Yang memiliki pendapat wajibnya mengeluarkan zakat bagi harta anak yatim adalah : Umar bin Khothob, Ali bin Abi Tholib, Aisyah, Abdulloh bin Umar, Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad bin Hanbal dan Ishaq. Pendapat ini bersumber dari :

َوَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ; عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِوٍ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مِنْ وَلِيَ يَتِيمًا لَهُ مَالٌ, فَلْيَتَّجِرْ لَهُ, وَلَا يَتْرُكْهُ حَتَّى تَأْكُلَهُ اَلصَّدَقَةُ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَإِسْنَادُهُ ضَعِيف ٌ. وَلَهُ شَاهِدٌ مُرْسَلٌ عِنْدَ اَلشَّافِعِيّ ِ

Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Barangsiapa mengurus anak yatim yang memiliki harta, hendaknya ia memperdagangkan harta itu untuknya, dan tidak membiarkannya sehingga dimakan oleh zakat  [HR Tirmidzi dan Daruquthni]
 
Kendati hadits di atas didloifkan oleh para ulama, akan tetapi ia mempunyai saksi mursal menurut Syafi'i.

Maroji’ :
Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq 1/282