in-syaa Alloh (5)
Nabi Syuaib
memberi penawaran menarik kepada Musa :
قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ
حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ
عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ
Berkatalah Dia (Syu'aib) : Sesungguhnya aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa
kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun Maka
itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, Maka aku tidak hendak memberati kamu.
dan kamu insya Allah akan mendapatiku Termasuk orang- orang yang baik [alqoshosh : 27]
Penawaran ini dijawab Musa :
قَالَ ذَلِكَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ أَيَّمَا
الْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَانَ عَلَيَّ وَاللَّهُ عَلَى مَا نَقُولُ
وَكِيلٌ
Dia (Musa) berkata : Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu.
mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, Maka tidak ada
tuntutan tambahan atas diriku (lagi). dan Allah adalah saksi atas apa yang kita
ucapkan
Kenapa Syuaib mengucapkan in syaa Alloh ? Penulis Tafsir
Alkhozin berkata :
وإنما قال إن شاء الله للاتكال على توفيقه ومعونته
Sesungguhnya Syuaib mengucapkan in syaa Alloh tidak lain
untuk menyandarkan dirinya pada taufiq dan pertolongan Alloh.
Walhasil, bagi siapa yang menginginkan pertolongan Alloh
dalam semua perbuatan, maka jangan lupakan Alloh.
Maroji’ :
Tafsir Alkhozin (maktabah syamilah) hal 388