Pertanyaan Kaum Wanita (44)
عن عائشة رَضي الله عنها أنَّ النَّبيّ
صلى الله عليه وسلم كَانَ يقُومُ
مِنَ اللَّيلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقُلْتُ لَهُ : لِمَ تَصنَعُ هَذَا
يَا رسولَ الله ، وَقدْ غَفَرَ الله لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا
تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَفَلا أُحِبُّ أنْ أكُونَ عَبْداً شَكُوراً
Dari Aisyah rodliyallohu anha : Nabi shollallohu alaihi
wasallam biasa sholat malam hingga telapak kakinya bengkak. Akupun bertanya
kepada beliau : Ya rosululloh, kenapa engkau mesti melakukannya ? Bukankah Alloh
telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang ? Beliau menjawab
: Tidakkah aku boleh menjadi hamba yang bersyukur ?
[muttafaq alaih]
Hadits di atas menunjukkan kesungguhan taqorrub rosululloh
shollallohu alaihi wasallam kepada Alloh. Meski beliau sudah mendapat jaminan
dari Alloh tidak membuat kedekatan beliau kepada Alloh berkurang. Hal itulah
yang membuat Aisyah menanyakan rahasia di balik apa yang beliau lakukan.
Riwayat di atas juga memberi kita faedah :
1. Diperbolehkan
melaksanakan ketaatan yang menyebabkan kerusakan di sebagian anggota tubuh
Seperti : Berbekam, memukul anak yang tidak melaksanakan
sholat di usia sepuluh tahun, memukul istri karena nusyuz, terluka di medan
jihad fi sabilillah, menegakkan hukum qishosh dan hudud. Termasuk di dalamnya
kaki bengkak akibat berdiri lama karena menunaikan sholat tahajud
2. Hakekat syukur
adalah melaksanakan ketaatan
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menjadikan tahajud
sebagai sarana bersyukur kepada Alloh