Pertanyaan Kaum Wanita (36)
عن ابن عمر رضي الله
عنهما، قَالَ : قَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ
خُيَلاءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ القِيَامَةِ فَقَالَتْ أُمُّ
سَلَمَةَ : فَكَيْفَ تَصْنَعُ النِّسَاءُ بذُيُولِهِنَّ ؟ قَالَ : يُرْخِينَ
شِبْراً قالت : إِذَاً تَنْكَشِفُ أقْدَامُهُنَّ قَالَ : فَيرخِينَهُ ذِرَاعاً لاَ
يَزِدْنَ
Dari Ibnu Umar rodliyallohu anhuma, rosululloh shollallohu
alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang memanjangkan kainnya di bawah mata
kaki maka Alloh tidak akan melihatnya pada hari kiamat. Ummu Salamah berkata :
Lalu apa yang seharusnya dilakukan wanita dengan ujung kainnya ? Beliau
menjawab : turunkan sejengkal saja. Ummu Salamah bertanya lagi : Kalau begitu
tersingkaplah telapak kaki mereka ? Beliau bersabda : Turunkan sehasta, tidak
boleh lebih [HR Abu Daud]
Hadits di atas memberi faedah :
1. Telapak kaki
wanita adalah aurot
2. Larangan isbal
ditujukan kepada laki-laki dan wanita dengan sedikit perbedaan
Pada hadits di atas nabi shollallohu alaihi wasallam
membolehkan wanita untuk memanjangkan kainnya sehasta tidak lebih. Bila wanita
memanjangkan kain melebihi sehasta maka itu juga dinilai sebagai isbal
3. Rasa takut Ummu
Salamah
Dirinya tidak ingin menjadi bagian dari “ Barangsiapa yang
memanjangkan kainnya di bawah mata kaki maka Alloh tidak akan melihatnya pada
hari kiamat “
Selain faedah di atas, Syaikh Utsaimin menambahkan : Hadits
di atas merupakan dalil akan wajibnya menutupi wajah bagi wanita. Bila telapak
kaki wajib untuk untuk ditutupi sementara fitnah yang ada padanya lebih kecil
dari fitnah yang ada pada wajah, oleh karena itu menutup wajah adalah lebih
diutamakan. Tidak mungkin syariat turun dari Alloh Yang Hakiim dan Khobiir akan
berkata “ Wanita harus menutupi telapak kakinya dan tidak usah menutupi
wajahnya “ tentu ini adalah tanaqudl (kontradiksi)
Maroji’ :
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 2/ 1108