Pertanyaan Kaum Wanita (52)
عن عائشة رضي الله عنهاقالت : قال
رسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ
أحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أحَبَّ اللهُ لِقَاءهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ
اللهُ لِقَاءهُ فقلتُ : يا رسولَ اللهِ ، أكَراهِيَةُ المَوتِ ، فَكُلُّنَا
نَكْرَهُ المَوتَ ؟ قال : لَيْسَ كَذَلِكَ ، ولكِنَّ المُؤْمِنَ إذَا بُشِّرَ
بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أحَبَّ لِقَاءَ اللهِ فَأَحَبَّ اللهُ
لِقَاءهُ ، وإنَّ الكَافِرَ إذَا بُشِّرَ بِعَذابِ اللهِ وَسَخَطهِ كَرِهَ لِقَاءَ
اللهِ وكَرِهَ اللهُ لِقَاءهُ
Dari Aisyah rosliyallohu anha, berkata : Rosululloh
shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa menginginkan perjumpaan
dengan Alloh maka Alloh menginginkan perjumpaan dengannya. Barangsiapa yang
tidak menginginkan pertemuan dengan Alloh maka Alloh tidak menginginkan
pertemuan dengannya. Aku bertanya : Ya rosululloh, apakah yang dimaksud adalah
benci kepada kematian ? Bukankah kita semua benci dengan kematian ? Beliau
menjawab : Bukan itu maksudnya, akan tetapi seorang mukmin bila mendapat kabar
gembira dari Alloh berupa rahmat Alloh, keridloan dan jannahNya maka ia
menginginkan perjumpaan dengan Alloh sehingga Alloh menginginkan perjumpaan
dengannya. Adapun orang kafir saat diberi kabar gembira berupa adzab dan
kemurkaanNya, maka ia tidak menginginkan perjumpaan dengan Alloh sehingga
Allohpun tidak menginginkan perjumpaan dengannya [HR Muslim]
Hadits ini memberi kita faedah :
1. Kaedah aljaza’
min jinsil amal (balasan sesuai dengan perbuatan)
Siapa yang cinta kepada Alloh maka Alloh akan mencintainya,
demikian juga sebaliknya
2. Semua manusia
tidak menyukai kematian
Itu adalah pernyataan Aisyah kepada rosululloh shollallohu
alaihi wasallam dan beliau tidak mengingkarinya
3. Kabar gembira
berlaku bagi mukmin dan kafir.
Bila ditujukan kepada mukmin, ia bermakna sebenarnya.
Sedangkan bila ditujukan kepada orang kafir ia bermakna penghinaan
4. Kondisi menginginkan
dan tidak menyukai pertemuan dengan Alloh adalah saat kematian akan datang
Ini adalah keterangan dari Syaikh Salim Ied Alhilali. Beliau
berkata : Setiap manusia akan melihat tempatnya di akhirat saat menjelang
kematian. Karena itulah seorang mukmin akan bahagia dengan pertemuan itu.
Adapun orang kafir dalam kondisi sebaliknya
Maroji’ :
Bahjatun Nadzirin, Syaikh Salim Ied Alhilali 3/281