Pertanyaan Kaum Wanita (54)
عن عائشة رضي الله عنها ، قَالَتْ :
سَمِعْتُ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم ، يقول : يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ
القِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً قُلْتُ : يَا رَسُول الله ، الرِّجَالُ
وَالنِّساءُ جَمِيعاً يَنْظُرُ بَعضُهُمْ إِلَى بَعْض ؟! قَالَ : يَا عائِشَةُ ،
الأمرُ أشَدُّ مِنْ أنْ يُهِمَّهُمْ ذلِكَ
Dari Aisyah rodliyallohu anha, ia berkata : Aku mendengar
rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Manusia akan dikumpulkan pada
hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan kemaluan tidak
berkhitan. Aku berkata : Ya rosululloh, kalau begitu laki-laki dan kaum wanita
saling melihat satu dengan lainnya ? Beliau bersabda : Wahai Aisyah, perkara
saat itu terlalu berat daripada memperhatikan masalah itu [muttafaq alaih]
Hadits di atas memberi faedah :
1. Kondisi manusia
pada hari kiamat
Tidak beralas kaki, telanjang dan kemaluan kembali seperti
semula (tidak berkhitan). Hal ini selaras dengan firman Alloh :
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ
السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا
عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung
lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama.
Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati;
Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya [al anbiya’ : 104]
2. Rasa malu pada
diri Aisyah
Syaikh Salim Ied Alhilali berkata : Agungnya rasa malu kaum
wanita pada masa rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aisyah nampak malu
saat mendengar bahwa manusia akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang yang
membuat mereka saling melihat
3. Akhirat tidak
bisa diqiyaskan dengan perkara dunia
Manusia tentu akan malu bila harus bertelanjang, akan tetapi
itu tidak terjadi pada hari kiamat nanti
4. Dahsyat dan
menakutkannya situasi hari kiamat
Menyebabkan manusia sudah tidak peduli telanjang yang
dialaminya dan tidak terpikir untuk memperhatikan aurot orang lain. Keterangan
ini diperkuat dengan firman Alloh :
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
(34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (36) لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ (37)
34. pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
35. dari ibu dan bapaknya,
36. dari istri dan anak-anaknya.
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan
yang cukup menyibukkannya [abasa : 34-37]
Maroji’ :
Bahjatun Nadzirin, Syaikh Salim Ied Alhilali 1/442