Kaedah Ahlussunnah Waljamaah
الإِيْمَانُ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ مِنَ الله تعالى
وَذَالِكَ بِالإِيْمَانِ بِأَنَّ الله تعَالى عَلِمَ مَايَكُوْنُ قَبْلَ أنْ
يَكُوْنَ وَكَتَبَ ذَالِكَ فِى اللَّوْحِ الْمَحْفُوْظِ وَأَنَّ مَاشَاءَ الله
كَانَ وَمَالَمْ يَشَاءْ لمْ يَكُنْ فَلاَ يَكُوْنُ إِلاَّ مَا يَشَاءُ وَأنَّهُ
عَلىَ كُلِّ شَيْىءٍ قَدِيْرٌ فَهُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَفَعَّالٌ لِمَا
يُرِيْدُ
beriman kepada taqdir baik dan buruk berasal dari
Alloh dengan mengimani bahwa Alloh ta’ala mengetahui segala sesuatu yang belum
terjadi, Alloh telah menulisnya di lauhul mahfudz dan bahwasanya apa yang Alloh
kehendaki pasti terjadi, apa yang tidak Alloh kehendaki tidak akan terjadi, Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu Dia Yang menciptakan segala sesuatu Dia bisa
berbuat sesuai yang Dia kehendaki
Penjelasan :
قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِيْمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Jibril berkata : Beritahukan aku tentang
Iman. Lalu beliau bersabda : Engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk [HR Muslim]
Tingkatan beriman kepada taqdir :
1. Al ilmu
Yaitu Alloh
mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. [al hasyr : 22]
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا
يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ
مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا
رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang
di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz) [al an’am : 59]
2. Al kitabah
Yaitu Alloh
telah mencatat taqdir makhluqnya di lauhul mahfudz
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ
إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ
يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah. [al hadiid : 22]
أوَّلُ مَاخَلَقَ الله الْقَلَمُ ثُمَّ
قَاَل لَهُ اكْتُبْ قَالَ وَمَا أكْتُبُ ؟ قال : فَكَتَبَ مَا يَكُوْنُ وَمَا هُوَ
كَائِنٌ إلَى أنْ تَقُوْمَ السَّاعَةُ
Makhluq yang pertama kali diciptakan Alloh adalah
Alqolam kemudian ia berkata kepadanya : tulislah ! alqolam berkata apa yang
harus aku tulis ? maka iapun menulis apa yang ada dan apa yang akan terjadi
sampai hari kiamat [HR Ahmad]
مَامِنْكُمْ مِنْ أحَدٍ إلاّوَقَدْ
كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النّارِ أوْ مِنَ الْجَنَّةِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ
الْقَوْمِ ألاَ نَتّكِلُ يَارَسُوْلَ الله قال لاَ اعْمَلُوْا فَكُلّ
مُيَسَّرٌ رواه مسلم
Tidak seorangpun di antara kalian melainkan sudah
ditulis Alloh duduknya di neraka atau aljannah.Maka berkatalah seorang sahabat
“ mengapa kita tidak bergantung pada taqdir ? beliau menjawab : tidak !
beramallah kalian karena masing-masing
telah dimudahkan [HR
Muslim]
1.
Masyi’ah
Yaitu Alloh Maha berkehendak,apa yang dikehendakiNya
pasti terjadi dan yang tidak dikehendakiNya pasti tidak terjadi.
وَمَا
تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Dan
kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki
Allah, Tuhan semesta alam. [at
takwir:29]
2.
Al kholq
Yaitu Alloh yang menciptakan segala sesuatu
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang
kamu perbuat itu [ash
shofat:96]
إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Sesungguhnya Robmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia
kehendaki [hud : 107]
Diriwayatkan bahwa Ubadah Ibnu Shomit Radhiallahu’anhu berkata
kepada anaknya : Hai anakku, sungguh kamu tidak akan bisa merasakan lezatnya
iman sebelum kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan menimpa dirimu
pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak menimpa dirimu
pasti tidak akan menimpamu, aku telah mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
إن أول ما خلق الله القلم, فقال له :
اكتب، فقال : رب وماذا أكتب ؟ قال : اكتب مقادير كل شيء حتى تقوم الساعة
Sesungguhnya pertama kali yang diciptakan Allah adalah pena,
kemudian Allah berfirman kepadanya : tulislah, maka pena itu menjawab : Ya
Alloh, apa yang mesti aku tulis ?, Allah berfirman : Tulislah ketentuan segala
sesuatu sampai datang hari kiamat.
Hai anakku, aku juga telah mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
من مات على غير هذا فليس مني
Barang siapa yang meninggal dunia tidak dalam keyakinan seperti
ini, maka ia tidak tergolong ummatku.
Diriwayatkan oleh Ibnu Wahb bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda :
فمن لم يؤمن بالقدر خيره وشره أحرقه
الله بالنار
Maka barangsiapa yang tidak beriman kepada qadar (ketentuan Allah)
baik dan buruknya, maka Allah pasti akan membakarnya dengan api neraka.
Diriwayatkan dalam Musnad dan Sunan, dari Ibnu Dailami ia berkata
: Aku datang kepada Ubay bin Kaab, kemudian aku katakan kepadanya : Ada sesuatu
keraguan dalam hatiku tentang masalah qadar, maka ceritakanlah kepadaku
tentang suatu hadits, dengan harapan semoga Allah Subhanahu wata’ala
menghilangkan keraguan itu dari hatiku, maka ia berkata :
لو أنفقت مثل جبل أحد ذهبا ما قبله
الله منك حتى تؤمن بالقدر وتعلم أن ما أصابك لم يكن ليخطـئك، وما أخطأك لم يكن
ليصيبك، ولو مت على غير هذا لكنت من أهل النار
Seandainya kamu menginfakkan emas sebesar gunung
uhud, Allah tidak akan menerimanya darimu, sebelum kamu beriman kepada qadar,
dan kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan mengenai dirimu pasti tidak
akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak mengenai dirimu pasti tidak
akan menimpamu, dan jika kamu mati tidak dalam keyakinan seperti ini, pasti
kamu menjadi penghuni neraka [HR Alhakim]