Kaedah Ahlussunnah Waljamaah
مِنَ الدِّيْنِ مَحَبَّةُ الِ بَيْتِ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم
وَتَوْلِيْهِمْ وَتَعْظِيْمِ قَدْرِ أَزْوَاجِهِ أمَّهَاتِ الْمُؤمِنِيْنَ
وَمَعْرِفَةِ فَضْلِهِنَّ وَمَحَبَّةِ أَئِمّةِ الأُمَّةِ وَمُجَانَبَةِ وَبُغْضِ
أَهْلِ الْبِدَعِ وَالأَهْوَاءِ
Bagian dari din adalah mencintai keluarga nabi
shollallohu alaihi wasallam,memuliakan mereka dan mengagungkan kedudukan
istri-istri nabi sebagai ummahatul mu’minin dan mengenal kelebihan mereka dan
mencintai imam-imam dari kalangan umat ini disertai menjauhi dan membenci
ahlulbid’ah dan ahlul ahwa’
Penjelasan :
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ
مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
Nabi itu lebih
utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya
adalah ibu-ibu mereka [al ahzab :
6]
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ
لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا
فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا
28. Hai nabi,
Katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini
kehidupan dunia dan perhiasannya, Maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah
dan Aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.
وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآَخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ
أَجْرًا عَظِيمًا
29. Dan jika
kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan)
di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat
baik diantaramu pahala yang besar.
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ مَنْ يَأْتِ
مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضَاعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ وَكَانَ
ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
30. Hai isteri-isteri nabi, siapa-siapa di antaramu
yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan
kepada mereka dua kali lipat. dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.
وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ
وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا
لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا
31. Dan barang siapa diantara kamu sekalian
(isteri-isteri Nabi) tetap taat kepada Allah dan rasul-Nya dan mengerjakan amal
yang saleh, niscata kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan kami
sediakan baginya rezki yang mulia.
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ
كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ
فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
32. Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah
seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam
berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan
ucapkanlah perkataan yang baik,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا
تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآَتِينَ
الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ
عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
33. Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah
kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul
bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي
بُيُوتِكُنَّ مِنْ آَيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا
خَبِيرًا
34. dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari
ayat-ayat Allah dan Hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha
lembut lagi Maha mengetahui [alahzab : 28-34]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا
تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ
نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ
فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي
النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ
أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ
اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ
كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki
rumah- rumah nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak
menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka
masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang
percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu nabi lalu nabi malu
kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang
benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri
Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih Suci
bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah
dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat.
Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. [al ahzab : 53]
عن يزيد بن حَيَّانَ ،
قَالَ : انْطَلَقْتُ أنَا وحُصَيْنُ بْنُ سَبْرَة ، وَعَمْرُو ابن مُسْلِم إِلَى
زَيْد بْنِ أرقَمَ رضي الله عنهم ، فَلَمَّا جَلسْنَا إِلَيْهِ قَالَ لَهُ حُصَيْن
: لَقَدْ لقِيتَ يَا زَيْدُ خَيْراً كَثِيراً ، رَأيْتَ رَسُول الله صلى الله عليه
وسلم ، وسمعتَ حديثَهُ ، وغَزوْتَ مَعَهُ ، وَصَلَّيْتَ خَلْفَهُ : لَقَدْ لَقِيتَ
يَا زَيْدُ خَيْراً كَثيراً ، حَدِّثْنَا يَا زَيْدُ مَا سَمِعْتَ مِنْ رسولِ الله
صلى الله عليه وسلم قَالَ : يَا ابْنَ أخِي ، وَاللهِ لقد كَبِرَتْ سِنِّي ،
وَقَدُمَ عَهدِي ، وَنَسيتُ بَعْضَ الَّذِي كُنْتُ أعِي مِنْ رسولِ الله صلى الله
عليه وسلم ، فما حَدَّثْتُكُمْ ، فَاقْبَلُوا ، ومَا لا فَلاَ تُكَلِّفُونيهِ .
ثُمَّ قَالَ : قام رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يَوماً فينا خَطِيباً بمَاء
يُدْعَى خُمَّاً بَيْنَ مَكَّةَ وَالمَدِينَةِ ، فَحَمِدَ الله ، وَأثْنَى عَلَيهِ
، وَوعظَ وَذَكَّرَ ، ثُمَّ قَالَ : أمَّا بَعدُ ، ألاَ أَيُّهَا النَّاسُ ،
فَإنَّمَا أنَا بَشَرٌ يُوشِكَ أنْ يَأتِي رسولُ ربِّي فَأُجِيبَ ، وَأنَا تارك
فيكم ثَقَلَيْنِ : أوَّلُهُمَا كِتَابُ اللهِ ، فِيهِ الهُدَى وَالنُّورُ ،
فَخُذُوا بِكتابِ الله ، وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ ، فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ الله ،
وَرَغَّبَ فِيهِ ، ثُمَّ قَالَ : وَأهْلُ بَيْتِي أُذكِّرُكُمُ الله في أهلِ
بَيْتي ، أذكرُكُمُ الله في أهل بيتي فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ : وَمَنْ أهْلُ بَيتهِ
يَا زَيْدُ ، أَلَيْسَ نِسَاؤُهُ مِنْ أهْلِ بَيْتِهِ ؟ قَالَ : نِسَاؤُهُ مِنْ
أهْلِ بَيتهِ ، وَلكِنْ أهْلُ بَيتِهِ مَنْ حُرِمَ الصَّدَقَةَ بَعدَهُ ، قَالَ :
وَمَنْ هُمْ ؟ قَالَ : هُمْ آلُ عَلِيٍّ وَآلُ عقيل وَآلُ جَعفَرَ وآلُ عَبَّاسٍ .
قَالَ : كُلُّ هؤلاء حُرِمَ الصَّدَقَةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ
Dari Yazid bin Hayyan
berkata : Aku, Hushain bin Sabroh dan Amru bin Muslim bertolak menuju Zaid bin
Arqom rodliyallohu anhum. Ketika kami duduk menghadapnya, Hushain berkata :
Sungguh engkau wahai Zaid telah mendapat banyak kebaikan. Engkau pernah melihat
rosululloh shollallohu alaihi wasallam, mendengar haditsnya, perang bersamanya,
sholat di belakangnya. Sungguh engkau wahai Zaid telah mendapat banyak
kebaikan. Oleh karena itu wahai Zaid, tolong sampaikan kepadaku hadits yang
pernah engkau dengar dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Zaid berkata
: Wahai anak saudaraku, demi Alloh usiaku telah lanjut, ajalku telah dekat dan
aku telah banyak lupa apa yang pernah aku dengar dari rosululloh shollallohu
alaihi wasallam. Apa yang bisa aku sampaikan maka terimalah dan apa yang aku
tidak mampu maka jangan memaksaku. Selanjutnya Zaid berkata : Rosululloh
shollallohu alaihi wasallam pernah berdiri di hadapan kami pada suatu hari
untuk berkhutbah di sebuah mata air yang disebut dengan Khum (Ghodir Khum) yang
terletak antara Mekah dan Madinah. Beliau memuji dan dan mengagungkan Alloh,
memberi nasehat dan memberi peringatan. Selanjutnya bersabda : Amma ba’du.
Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya aku adalah manusia dimana telah dekat
utusan Robku (malaikat pencabut nyawa), akupun akan menjawab panggilannya. Aku
tinggalkan kepada kalian dua pusaka : Yang pertama adalah kitabulloh. Di
dalamnya terdapat alhuda dan annur. Ambillah kitabulloh dan berpegang teguhlah
dengannya. Beliau memotifasi dan menyemangati kami terhadapnya. Lalu beliau
bersabda : Aku ingatkan kepada kalian. Beliau selanjutnya bersabda : dan ahli
baitku, aku peringatkan kepada kalian akan ahli baitku ! Aku peringatkan kalian
akan ahli baitku ! Hushain berkata kepadanya : Siapa yang dimaksud dengan ahli
bait, wahai Zaid ? Bukankah istri-istri beliau adalah ahlul bait ? Zaid berkata
: Istri-istri beliau adalah ahli bait, akan tetapi ahli bait yang dimaksud
adalah siapa saja yang diharamkan memakan harta shodaqoh. Hushain bertanya :
Siapa mereka itu ? Zaid berkata : Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Uqail,
keluarga Ja’far dan keluarga Abbas. Hushain bertanya : Apakah mereka semua adalah
ahli bait ? Zaid berkata : Benar [HR
Muslim]