(Kaedah Ahlussunnah Waljamaah)
لَقَدْ
أَتَمَّ الله النِّعْمَةَ عَلَى الأُمَّةِ بِإِكْمَالِ دِيْنِهَا فَلَيْسَ لأَحَدٍ
تَحْتَ أَىِّ سِتارٍ أنْ يَحْدُثَ شَيْأً فِى دِيْنِ الله زاعِمًا أنَّهُ
مِنْهُ
Alloh telah menyempurnakan ni’matnya dengan menyempurnakan
dinNya maka tidak ada hak bagi siapapun di mana saja untuk membuat hal-hal yang
baru di dalam din Alloh dengan mengklaim bahwa itu berasal dariNya
Penjelasan :
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا
Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu din, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi din bagimu. [al maidah : 3]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata :
ولهذا كان الكتاب
والسنة كافيين كل الكفاية، في أحكام الدين أصوله وفروعه
Oleh karena itu, alkitab dan assunnah sudah sangat
cukup mencakup hukum-hukum addin, ushul dan furu’nya
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata :
حرمة الابتداع في الدين وحرمة التشريع
المنافي للشرع الإِسلامي
(Ayat ini menerangkan) haramnya membuat perkara baru dalam
islam dan haramnya membuat syariat yang menyingkirkan syariat islam