Dasar ke sepuluh




                                           (Kaedah Ahlussunnah Waljamaah) 

الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ حَقٌّ وَهِىَ جُزْءٌ مِنَ النُّبُوَّةِ وَالْفِرَاسَةُ حَقٌّ بِشَرْطٍ مُوَافَقَتُهَا لِلشَّرْعِ غَيْرَ أَنَّهَا لَيْسَتْ مَصْدَرًا لِلْعَقِيْدَةِ وَلاَ لِلتَّشْرِيْعِ
Arru’ya ash sholihah (mimpi yang sholih) adalah benar dan ia sebagian dari kenabian, firasat adalah benar tetapi dengan syarat berkesesuaian dngan syariat akan tetapi ia bukan sumber dalam memahami aqidah dan syariat.

Penjelasan  :

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن النبي أنه قال اتقوا فراسة المؤمن فإنه ينظر بنور الله عز و جل
Dari Abu Said Alkhudzriyyi rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Takutlah kepada firasat seorang mukmin karena ia melihat dengan cahaya Alloh Azza Wajalla [HR Tirmidzi dan Abu Nuaim]

قال صلى الله عليه وسلم إذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ تَكْذِب متفق عليه
Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : apabila dekat hari kiamat hampir-hampir mimpi orang yang beriman tidak dusta [muttafaqalaihi]

عن أَبي هريرة  رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رسول الله  صلى الله عليه وسلم يقول : لَمْ يَبْقَ مِنَ النُّبوَّةِ إِلاَّ المُبَشِّرَاتِ  قالوا : وَمَا المُبَشِّرَاتُ ؟ قَالَ : الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ  
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, berkata : Aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidak tersisa dari kenabian kecuali almubsy-syirot (kabar gembira). Mereka bertanya : Apakah yang dimaksud dengan almubasy-syirot ? Beliau menjawab : Mimpi yang benar  [HR Bukhori]

عن أَبي هريرة  رضي الله عنه وعنه : أنَّ النبيَّ  صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤيَا المُؤْمِنِ تَكْذِبُ ، وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأرْبَعِينَ جُزْءاً مِنَ النُّبُوَّةِ  وفي رواية : أصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أصْدَقُكُمْ حَدِيثاً  
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : Bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bila jaman telah dekat (kiamat), hampir-hampir mimpi orang beriman tidak dusta. Mimpi orang beriman satu dari empat puluh enam bagian dari kenabian. Pada riwayat lain : Yang paling benar mimpinya adalah siapa yang paling benar ucapannya
عن أَبي هريرة  رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رسول الله  صلى الله عليه وسلم  : مَنْ رَآنِي في المَنَامِ فَسَيَرَانِي في اليَقَظَةِ  أَوْ كَأنَّما رَآنِي في اليَقَظَةِ  لاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Siapa yang melihatku saat tidur maka seolah-olah ia melihatku saat terjaga karena setan tidak akan bisa menyerupaiku [muttafaq alaih]

قال صلى الله عليه وسلم إذَا رَأَى أحَدُكُمْ رُؤيَا يُحِبُّهَا فَإنّمَا هِىَ مِنَ الله تعالى فَلْيَحْمَدِ الله عَلَيْهَا فَلاَ يُحَدِّثْ ِبِهَا إلاّ مَنْ يُحِبُّ وَإذَا رَأى غَيْرَ ذَالِكَ مِمَّا يَكْرَهُ فَإنَّمَا هِىَ مِنَ الشيْطَانِ فَالْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا وَلاَ يَذْكُرهَا ِلأَحَدٍ فَإ نّهَا لاَتَضُرُّ وَفِى رِوَايَةِ مُسْلِمٍ فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثاً وَلْيَسْتَعِذْبِالله مِنَ الشيْطَانِ ثَلاَثاً وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِى كَانَ عَلَيْهِ
Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : apabila salah seorang diantara kalian bermimpi yang disukainya maka bersyukurlah kepada Alloh dan jangan diceritakan kecuali kepada yang dia cintai, akan tetapi bila bermimpi sesuatu yang tidak ia sukai maka ia berasal dari setan, segeralah berlindung kepada Alloh dari keburukannya dan jangan diceritakan kepada seorangpun, yakinlah bahwa itu tidak menimbulkan madlorot. Pada riwayat Muslim  meludahlah ke sebelah kiri tiga kali lalu bacalah ta’awudz tiga kali dan bergeser tempat tidurnya 

قال صلى الله عليه وسلم إنَّ مِنْ أعْظَمِ الفُرَى أنْ يَدَّعِى الرَّجُلُ إلىَ غَيْرِ أبِيْهِ أوْيُرِى عَيْنَه مَالَمْ تَرَى أوْيَقُوْلَ عَلَى رسولِ الله صلى الله عليه وسلم مَالَمْ يَقُلْ رواه بخاري
Nabi shollalohu alaihi wasallam bersabda : sesungguhnya sebesar-besar kebohongan adalah seorang yang menasabkan dirinya kepada selain bapaknya, menceritakan mimpi yang ia tidak melihatnya dan mengatakan ini sabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam padahal beliau belum bersabda  [HR Bukhori]