Kaedah Ahlussunnah Waljamaah
كُلُّ مُحْدَثَةٍ فِى الدِّيْنِ
بِدْعَة وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ
Setiap yang diada-adakan dalam masalah din adalah
bi’dah, setiap bid’ah adalah sesat, setiap kesesatan adalah di dalam neraka
Penjelasan :
Bid’ah ditinjau dari segi bahasa adalah sesuatu yang
baru yang tidak ada contoh sebelumnya
بَدِيْعُ السّماواتِ والأرْضِ
Allah Pencipta langit dan bumi, [albaqoroh:117]
قُلْ مَا
كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ
Katakanlah : "Aku bukanlah Rasul yang pertama di
antara rasul-rasul [al ahqof:9]
Bid’ah terbagi menjadi dua :
1.
Bid’ah dalam masalah aqidah
Seperti syiah,
mu’tazilah,khowarij, pluralisme agama dll
2.
Bid’ah dalam masalah ibadah
Seperti mengkususkan hari
jum’at untuk shoum, menambah bacaan dalam sholat, adzan untuk pemberangkatan
haji dll
Dalil-dalil haramnya bid’ah
قال صلى الله عليه وسلم وَإيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتُ اْلأمُوْرِ فَإنَّ كُلَّ مُحْدَثَةِ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النّارِ رواه ابوداود وَفِى رِوَايَة مسْلِمٍ
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : jauhilah
olehmu perkara-perkara baru, karena ia adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah
sesat dan setiap yang sesat adalah di neraka. Pada riwayat Muslim ” Barangsiapa
beramal yang tidak ada contohnya dari kami maka ia tertolak “
عن سعْدٍ ابن أبى وَقَاصٍ رضى الله عنه أنهُ سَمِعَ ابْنَهُ يَدْعُو
قَائِلاً اللّهم إنّى أسْألُكَ الْجَنَّةَ وَنَعِيْمَهَا وَبَهْجَتَهَا وَكَذَا
وَكَذَا فَقَالَ يَابُنَىَّ إنّي سَمِعْتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ
سَيَكُوْنُ فِى أمَّتِى قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِى الدُّعاَءِ فَإيَّاكَ أنْ
تَكُوْنَ مِنْهُمْ إنْ أعْطِيْتَ الْجَنَّةَ وَمَافِيْهَا وَإنْ أعِذْتَ مِنَ
النّارِ أعِذْتَ مِنْهَا وَمَافِيْهَا مِنَ الشرِّ رواه ابوداود
Dari Saad Ibnu Abi Waqosh bahwa ia mendengar putranya
berdoa seraya berkata : yaa Alloh…… aku memohon aljannah beserta keni’matannya,
kemegahannya dan anu dan anu… maka ia berkata : wahai putraku aku mendengar
rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : akan ada satu kaum yang suka
berlebihan dalam berdoa, maka janganlah kamu menjadi seperti mereka. Kalau
engkau diberi aljannah maka otomatis akan mendapat segala apa yang ada di dalamnya.
Kalau engkau diselamatkan dari neraka maka otomatis engkau selamat dari apa
yang ada di dalamnya [HR Abu Daud]
Penyebab bid’ah
1. Ketidaktahuan terhadap ilmu din
قال صلى الله عليه وسلم : إنَّ الله لاَيَقْبِضُ العِلْمَ
انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُ مِنَ العِبَادِ وَلكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ
العُلَمَاءِ حَتَّى إذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَا النَّاسُ رُؤُوْسَ
جُهَلاَء فَسُئِلُوْا فَأفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَأضَلُّوْ
Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
sesungguhnya Alloh tidak mencabut ilmu dengan langsung mencabutnya dari
hambaNya akan tetapi Dia mencabutnya dengan mewafatkan ulama sehingga bila
tidak tersisa seorang alimpun maka manusia mengangkat pemimpin bodoh disaat
ditanya lalu mereka menjawab tidak berdasar ilmu akhirnya mereka sesat dan
menyesatkan [HR Bukhori]
2. Mengikuti
hawa nafsu
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai ilahnya [al
jatsiyah:23]
3.
Fanatisme terhadap tokoh
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا
عَلَيْهِ آَبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آَبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا
يَهْتَدُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka : Marilah mengikuti
apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul. mereka menjawab : Cukuplah untuk
Kami apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya. dan Apakah mereka
itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak
berilmu sedikitpun dan tidak (pula) mendapat hidayah ? [almaidah : 104]
4. Tasyabuh dengan orang kafir
قال صلى الله عليه وسلم لَتَرْكَبُنَّ
سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رواه الترمذى
Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : sungguh
kalian akan mengikuti kebiasaan kaum sebelum kalian [HR Tirmidzi]
Bahaya bid’ah :
1. Tertolaknya ibadah
قال صلى الله عليه وسلم مَنْ أحْدَثَ فِى أمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ
مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ متفق عليه
Nabi sollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa
yang membuat perkara baru dalam urusan ibadah kami yang tidak ada contohnya
maka tertolak [Muttafaqun alaih]
2. Tertutupnya pintu taubat
قال صلى الله عليه وسلم إنَّ الله حَجَبَ التّوْبَةَ عَنْ كُلِّ
صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ
Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
sesungguhnya Alloh menghijab pintu taubat bagi ahli bid’ah hingga ia
meninggalkan bid’ahnya [HR
Thobroni]
3. Perpecahan umat
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ
فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya
takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [an nur:63]
Bid’ah menurut pandangan para ulama :
·
Ibnu mas’ud berkata :
Sedikit sesuai sunnah lebih aku sukai daripada banyak
tetapi bid’ah.
·
Abu alwash berkata :
Wahai salam tidur sesuai sunnah lebih baik daripada
bangun malam untuk melakukan bid’ah
·
Sa’id ibnu Musayyab
Ia melihat seorang mengerjakan sholat fajar lebih dari
dua rokaat lalu beliaupun melarangnya.Orang itupun berkata : wahai Abu Muhammad
apakah Alloh akan menyiksaku lantaran sholat ? Ia menjawab : tidak! Tetapi
Alloh menyiksamu karena menyelisihi sunnah
·
Sufyan Ats Tsauri
Bid’ah lebih disukai setan daripada ma’siyat, karena
pelaku bid’ah tidak merasa ingin bertaubat sedangkan pelaku ma’siyat ada
keinginan bertaubat.
Abdulloh bin Umar :
Setiap bid’ah itu sesat meski manusia menilainya hasanah
Hasan bin Athiyyah :
Tidaklah satu kaum melakukan bid’ah dalam din mereka kecuali
telah dicabut dari mereka sunnah yang semisal
Imam Malik :
Assunnah ibarat perahu nabi Nuh. Barangsiapa menaikinya akan
selamat dan yang menyelisihinya akan tenggelam