Dasar ke tiga puluh satu




                                                     Kaedah Ahlussunnah Waljamaah 

الوَسَائِلُ لهَاَ حُكْمُ الْمَقَاصِدِ وَكُلُّ ذَرِيْعَةٍ إلىَ الشِّرْكِ فِى عِبَادَةِ الله أَوِ الإبْتِدَاعِ فِى الدِّيْنِ يَجِبُ سَدُّهَا وَالْمَنْعُ مِنْهَا                          
Wasilah memiliki hukum maqosid, setiap perbuatan dosa yang menjurus kepada syirik atau bid’ah dalam masalah din maka wajib dicegah dan dihalang-halangi

Penjelasan  :
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُهَا
Aku dulu pernah melarang kalian menziarahi kubur sekarang silahkan menziarahinya

Aisyah berkata : ketika Rasulullah akan diambil nyawanya, beliaupun segera menutup mukanya dengan kain, dan ketika nafasnya terasa sesak maka dibukanya kembali kain itu. Ketika beliau dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda :

لعنة الله على اليهود والنصارى، اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد
Laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan Nasrani, yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid [HR Bukhori Muslim]

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu  bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

لا تجعلوا بيوتكم قبورا، ولا تجعلوا قبري عيدا، وصلوا علي فإن صلاتكم تبلغني حيث كنتم
Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, ucapkanlah sholawat untukku, karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada  [HR Abu Daud]

Dari Abu Al Hayyaj, ia berkata : sesungguhnya Ali bin Abi Tholib Radhiallahu’anhu berkata kepadaku :
ألا أبعثك على ما بعثني عليه رسول الله أن لا تدع صورة إلا طمستها ولا قبرا مشرفا إلا سويته
Maukah kamu aku utus untuk suatu tugas sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengutusku untuk tugas tersebut ? yaitu : janganlah kamu biarkan ada sebuah rupaka tanpa kamu musnahkan, dan janganlah kamu biarkan ada sebuah kuburan yang menonjol kecuali kamu ratakan  [HR Muslim]