Wajah putih dan hitam
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ
فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ
وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ
فِيهَا خَالِدُونَ
106. pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri,
dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya
(kepada mereka dikatakan) : Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? karena itu
rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".
107. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, Maka
mereka berada dalam rahmat Allah (aljannah); mereka kekal di dalamnya.
Imam Albaghowi menarangkan bahwa wajah putih adalah
ahlussunnah, sedangkan wajah hitam adalah ahlul bid’ah. Mu’tazilah, jabariyyah,
murji’ah, khowarij dan lainnya akan dimasukkan ke dalam kelompok kedua. Wal
‘iyaadzu billah.
Maroji’ :
Albaghowi (maktabah syamilah) hal 63