Sendal (20)
Esensi sombong ada pada sikap menolak kebenaran dan
meremehkan manusia bukan pada sendal bagus yang dikenakan. Bila memiliki rizki
untuk membeli sendal bagus, di sisi lain dia tidak melupakan hak-hak harta yang
harus ditunaikan maka itu bagian dari yang diperbolehkan oleh syariat
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي
أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ
Katakanlah, siapakah yang berani mengharamkan perhiasan Alloh
yang telah dikeluarkannya bagi hambaNya dan yang baik-baik dari rezki ? [al a’rof : 32]
Tentang bolehnya memakai sendal bagus, disabdakan oleh
rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عن عبد الله بن مسعود رضي
الله عنه ، عن النبي صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ
كَانَ في قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّة مِنْ كِبْرٍ ! فَقَالَ رَجُلٌ : إنَّ
الرَّجُلَ يُحِبُّ أنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَناً ، ونَعْلُهُ حَسَنَةً ؟ قَالَ :
إنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ ، الكِبْرُ : بَطَرُ الحَقِّ وَغَمْطُ
النَّاسِ )) رواه مسلم .
Dari Abdulloh bin Mas’ud rodliyallohu anhu, dari nabi
shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidak akan masuk ke dalam aljannah
barangsiapa yang di dalam hatinya ada setitik kesombongan. Bertanyalah seorang
lelaki : Sesungguhnya seorang menyukai pakaiannya bagus dan sendalnyapun bagus
? Beliau bersabda : Sesungguhnya Alloh itu indah dan menyukai keindahan. Yang
dimaksud dengan kesombongan adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan
manusia [HR Muslim]