Thoyyib Dan Khobits (12)
Mengurusi anak yatim adalah perbuatan mulia. Dengannya akan
mendekatkan kita dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam di dalam
aljannah.
Diantara bentuk mengurusi mereka adalah mengelola harta peninggalan
orang tuanya. Kita putar dan kembangkan sehingga mendatangkan keuntungan.
Semisal sawah membentang, kita tanami padi hingga datang waktunya panen.
Selanjutnya kita jual. Dalam islam, pihak pengelola diperbolehkan mengambil
keuntungan dari hasil jerih payahnya secara ma’ruf.
Yang dipermasalahkan adalah manakala sawah si yatim yang
subur lalu kita tukar dengan tanah kita yang gersang dan tidak subur. Peristiwa
ini sering terjadi di kalangan sebagian bangsa Arab. Perbuatan itu disebut
dengan menukar yang khobits dengan thoyyib. Pelakunya dinilai melakukan
perbuatan huuban kabiiro (dosa yang besar). Alloh berfirman :
وَآَتُوا الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلَا
تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَى
أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig)
harta mereka, jangan kamu menukar yang thoyyib (baik) dengan yang khobits
(buruk) dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya
tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar [annisa : 2]
Tentu tidak ada dosa kecuali akan mendatangkan siksa.
Bagaimana bentuk hukuman yang akan mereka terima ? Syaikh Muhammad l Amin Asy
Syanqithi menyamakan perbuatan ini dengan memakan harta anak yatim secara
dzolim. Maka pelakunya diancam oleh firman Alloh :
إِنَّ الذين يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ اليتامى ظُلْماً
إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَاراً وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرا
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk
ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)
[annisa : 10]
Maroji’ :
Adlwaul Bayan, Muhammad Al Amin Asy Syanqithi (maktabah
syamilah) hal 77