THoyyib Dan Khobits (16)
Ini adalah sunnatulloh. Seorang
aktifis muslim, saat akan menikah tentu mencari jodoh akhwat yang memang aktif
dalam kegiatan islam. Sebaliknya pria yang tidak terdidik dengan ajaran islam,
pasti akan mencari pasangan hidup yang setipe dengan dirinya. Alloh sudah
menggariskan masalah ini ketika berfirman :
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ
وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ
لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ
وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Wanita-wanita alkhobitsat (kotor)
adalah untuk laki-laki khobitsun (kotor), dan laki-laki yang kotor adalah buat
wanita-wanita yang kotor (pula), dan wanita-wanita thoyyibat (baik) adalah
untuk laki-laki thoyyibin (baik) dan laki- laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang
dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang
mulia (aljannah) [annur : 26]
Sebenarnya ayat di atas adalah
pembelaan dari Alloh kepada Aisyah yang dituduh oleh Abdulloh bin Ubay telah
melakukan fahisyah dengan Shofyan bin Muathol.
Ketika nabi shollallohu alaihi
wasallam adalah laki-laki thoyyib maka tidak mungkin wanita yang
mendampinginya, yaitu Aisyah kecuali dari kalangan wanita thoyyibat. Itu adalah
penisbatan yang adil.
Ayat ini juga sekaligus membersihkan
nama baik Aisyah dan Shofyan dari tuduhan yang buruk.