Thoyyib Dan Khobits (20)
Alloh Ta’ala berfirman :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ
فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ
وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allahlah
kemuliaan itu semuanya. kepadaNyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan
amal yang saleh dinaikkanNya [fathir : 10]
Kalimat “ Barangsiapa
yang menghendaki kemuliaan “ ditujukan kepada orang kafir. Mereka mencari
kemuliaan dengan cara menyembah patung, persis seperti orang jaman sekarang
yang menginginkan jabatan atau disayangi majikan, pelarian mereka adalah
tempat-tempat yang biasa dikeramatkan. Sikap mencari kemuliaan kepada selain
Alloh difirmankan Dalam surat maryam :
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آَلِهَةً
لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا
Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah,
agar sembahan-sembahan itu memberi kemuliaan bagi mereka, [maryam : 81]
Kepada yang melakukan perbuatan ini, Alloh ingatkan “ Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu
semuanya “
Selanjutnya Alloh memberikan pemuliaan kepada orang beriman,
bahwa alkalimuth thoyyib (perkataan yang baik) dan amal sholih yang mereka
lakukan selalu dinaikkan ke atas, maksudnya diterima oleh Alloh.
Para ulama banyak menafsirkan alkalimuth thoyyib dengan
kalimat laa ilaaha illalloh, adapun penulis tafsir addar almantsur
mengartikannya dengan dzikrulloh, alquran dan doa
Maroji :
Addar Almantsur Fitta’wil Bilma’tsur, Abdurrohman bin Abu
Bakar dan Jalaluddin assuyuthi (maktabah syamilah) hal 435