Khobits Dan Thoyyib (42)
Saat perang uhud, Abdulloh bin Ubay ikut serta dalam pasukan.
Di tengah perjalanan berhasil memprofokasi rombongan untuk kembali ke Madinah.
Berapa jumlah mereka ? Ibnu Katsir menyebut sepertiga prajurit atau 300 orang
yang mangkir dan tersisa 700 sahabat. Tentu ini jumlah fantastis.
Melihat kelakuan mereka, para sahabat terpecah menjadi dua
dalam menyikapi mereka. Ada yang berpendapat bahwa mereka kafir dan harus
diperangi, sementara yang lain menilai bahwa mereka harus dimaafkan karena
masih terdapat dalam hati mereka keimanan. Silang sengketa itu dicantumkan oleh
para ulama di kitab-kitab hadits dan tafsir. Sebuah riwayat menyebutkan :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ سَمِعْتُ
زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ رضى الله عنه يَقُولُ لَمَّا خَرَجَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِلَى أُحُدٍ رَجَعَ نَاسٌ
مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَتْ فِرْقَةٌ نَقْتُلُهُمْ . وَقَالَتْ فِرْقَةٌ لاَ
نَقْتُلُهُمْ . فَنَزَلَتْ فَمَا لَكُمْ
فِى الْمُنَافِقِينِ فِئَتَيْنِ وَقَالَ
النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِنَّهَا
تَنْفِى الرِّجَالَ كَمَا تَنْفِى النَّارُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
Dari Abdulloh bin Zaid berkata : Aku mendengar Zaid bin
Tsabit rodliyallohu anhu berkata : Ketika nabi shollallohu alaihi wasallam
keluar ke uhud, manusia dari sahabatnya (orang munafiq) pulang. Berkatalah
sebagian kelompok (sahabat yang tidak pulang) : Mari kita perangi mereka !
Kelompok lain berkata : Mereka jangan diperangi. Turunlah firman Alloh :
فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ
وَاللَّهُ أَرْكَسَهُمْ بِمَا كَسَبُوا أَتُرِيدُونَ أَنْ تَهْدُوا مَنْ أَضَلَّ
اللَّهُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلًا
Maka Mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam
(menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah Telah membalikkan mereka kepada
kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? apakah kamu bermaksud memberi
petunjuk kepada orang-orang yang Telah disesatkan Allah? barangsiapa yang
disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi
petunjuk) kepadanya [annisa : 88]
Selanjutnya nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya Madinah akan menampakkan jati diri lelaki sebagaimana api akan
membersihkan khobutsal hadid (kotoran besi, karat) [HR Bukhori]
Setelah itu Alloh memberi nasehat kepada para sahabat sebagai
keputusan dari masalah ini :
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا
فَتَكُونُونَ سَوَاءً فَلَا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ أَوْلِيَاءَ حَتَّى يُهَاجِرُوا
فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ
وَجَدْتُمُوهُمْ وَلَا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka
Telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah
kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah
pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan Bunuhlah mereka di mana
saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka
menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, [annisa : 89]