Thoyyib Dan Khobits (32)
Sikap terhadap anugerah harta dari Alloh ternyata beragam.
Seorang mukmin akan menikmati dan bersenang-senang dengannya. Tak lupa mereka
menjadikannya sarana taqorrub kepada Alloh. Ia akan menggunakannya pergi haji setelah
sebelumnya hak-hak harta sudah ditunaikan. Dengan begitu tercapailah hasanah di
dunia dan hasanah di akhirat.
Ini berbeda dengan orang kafir. Mereka berpuas diri dengan
apa yang dimiliki tanpa batas dan tidak memperhitungkan halal dan haram. Akhirat
jauh dari benak dan bayangan. Orang seperti ini terlihat senang di dunia tapi
tidak akan bahagia di akhirat. Kepada mereka, Alloh berfirman :
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى
النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ
بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ
فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ
Dan (Ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke
neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezkimu yang
thoyyib dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang
dengannya. Maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena
kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik [al ahqof : 20]
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata :
أي باقبالكم على الشهوات والملآذ ناسين الدار
الآخرة فاستمتعم بكل الطيبات ولم تبقوا للآخرة شيئا
Kalian menyambut dunia dengan syahwat dan kesenangan, lupa
terhadap kampung akhirat. Apa yang kalian nikmati dari semua pemberian Alloh
yang baik itu, tidak akan tersisa sedikitpun di akhirat. Orang seperti ini
disabdakan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :
يُؤْتَى بِأنْعَمِ أهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أهْلِ
النَّارِ يَوْمَ القِيَامَةِ ، فَيُصْبَغُ في النَّارِ صَبْغَةً ، ثُمَّ يُقَالُ :
يَا ابْنَ آدَمَ ، هَلْ رَأيْتَ خَيْراً قَطُّ ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ ؟
فَيَقُولُ : لاَ وَاللهِ يَا رَبِّ
Akan didatangkan penduduk yang paling senang di dunia dari
kalangan penduduk nereka lalu dicelupkan di neraka dengan sekali celupan.
Selanjutnya ditanya : Wahai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kesenangan
sedikit saja ? Apakah engkau pernah merasakan nikmat di dunia sedikit saja ?
Orang itu akan menjawab : Tidak demi Alloh wahai Robku [HR Muslim]
Maroji’ :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah
syamilah) hal 504