Hati Yang Menyimpang Dari Kebenaran




Alqolbu (26) 

Sungguh aneh, manakala  di hadapan ada jalan yang diridloi Alloh sementara jalan kedua adalah jalan yang menjerumuskan seseorang ke dalam neraka, lalu ada orang yang mengambil jalan kedua. Bila ini terjadi, tentu semua berasal dari hati yang menyimpang. Dalam bahasa Arab disebut dengan zaigh (keluar dari kebenaran)

Mungkin kita pernah mendengar tokoh liberal yang membela para PSK. Melacur dengan tujuan mencari rizki dinilai oleh mereka sebagai perbuatan mulia, sementara ketika para ustadz menceritakan tentang cantiknya bidadari di jannatul firdaus, mereka katakan “ Sorga kok seperti sarang prostitusi ! “ Sambil menyebut para da’i adalah manusia sok suci dan genit, (mencela pelacuran, tapi begitu semangatnya bercerita tentang cantiknya bidadari)

Begitulah bila hati sudah keluar dari fitrah. Tidak ada alhaq kecuali dibenci dan tidak ada kebatilan kecuali mereka bela seolah itu adalah bagian dari amal sholih. Tentang jenis hati ini, Alloh berfirman :
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ   

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya : Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu ? Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik  [ash shof : 5]
Ibnu Katsir :
فلما عدلوا عن اتباع الحق مع علمهم به، أزاغ الله قلوبهم عن الهدى، وأسكنها الشك والحيرة والخذلان
Ketika mereka menyimpang dari kebenaran padahal mereka mengetahuinya, Allohpun palingkan hati mereka dari alhuda dan membuat hati nyaman dengan keraguan, kebimbangan dan jauh dari pertolongan Alloh

Selain ayat di atas, Alloh berfirman di ayat lain :
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Rob kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal  [ali imron : 7]

Ayat di atas menjelaskan contoh karakter hati yang menyimpang. Lebih menyukai ayat-ayat mutasyabihat yang berujung timbulnya fitnah (kerusakan) dalam menafsirkan quran daripada menyerahkan tafsirnya kepada Alloh yang membuat mereka semakin beriman kepada Alloh.

Maroji’ :
Ibnu Katsir (maktabah syamilah) hal 551