Alqolbu (27)
Iman yang benar adalah iman yang
tidak dicampuri oleh keraguan. Kaedah ini ditetapkan Alloh dalam alquran :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan nyawa
mereka di jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar [alhujurot : 15]
Pada ayat ini Alloh menyebut
ketidakraguan seorang mukmin memiliki ciri, yaitu kesiapannya untuk berjihad
meski harus kehilangan harta bahkan nyawanya sekalipun. Inilah yang tidak
dimiliki orang munafiq. Ketika ada panggilan jihad, mereka terlihat ketakutan.
Mereka tahu bahwa ibadah ini memiliki resiko keselamatan. Sungguh nyawa terlalu
berharga bagi mereka yang membuat mereka berbondong-bondong datang menghadap
rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk meminta izin.
Keengganan untuk tidak berjihad,
Alloh nisbatkan dengan keraguan hati mereka. Terlihat jelas bagaimana perbedaan
mencolok antara para sahabat yang diliputi keyakinan dalam iman mereka dengan
kaum munafiqin :
إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا
يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي
رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ
Sesungguhnya yang akan meminta izin
kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari
Kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam
keraguannya [attaubah : 45]