Alqolbu (7)
Kesembuhan seorang yang menderita
penyakit sangat ditentukan oleh faktor hati. Ketika ditangani oleh dokter yang
ia percaya atau diberi obat yang ia yakini menjadi wasilah bagi kesembuhannya,
betapa mudahnya ia disegerakan oleh Alloh sehingga sehat kembali.
Betapa ringannya para sahabat
meninggalkan Mekah beserta seluruh kekayaan yang dimilikinya untuk hijrah ke
Madinah, semuanya karena hati. Di sisi lain, si munafiq yang pelit harta dan
selalu mencari alasan untuk terhindar dari perintah jihad juga karena hati. Ala
kulli hal, hati memiliki kedudukan yang paling dominan bagi manusia. Oleh
karena itu nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
أَلاَ وَإِنَّ فِي
الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat
segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia
buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah alqolbu[HR Bukhori
Muslim]
Abu Huroiroh berkata :
القلب ملك الأعضاء، والأعضاء جنوده، فإذا طاب الملك طابت جنوده، وإذا خبث خبثت جنوده
Hati adalah raja bagi anggota tubuh, sedangkan anggota tubuh
adalah tentaranya. Bila raja itu baik maka tentaranya juga baik. Sebaliknya
bila raja itu jahat, maka akan jahat pula tentaranya
Ibnu Rojab Alhanbali berkata :
فإنْ كان قلبُه سليماً ،
ليس فيه إلا محبة الله ومحبة ما يُحبه الله ، وخشية الله وخشية الوقوع فيما يكرهه
، صلحت حركاتُ الجوارح كلّها ، ونشأ عن ذلك اجتناب المحرَّمات كلها ، وتوقي
للشبهات حذراً مِنَ الوقوعِ في المحرَّمات وإنْ كان القلبُ فاسداً ، قدِ استولى
عليه اتِّباعُ هواه ، وطلب ما يحبُّه ، ولو كرهه الله ، فسدت حركاتُ الجوارح كلها
، وانبعثت إلى كلِّ المعاصي والمشتبهات بحسب اتِّباع هوى القلب
Apabila hati itu sehat dimana tidak ada di dalamnya selain
kecintaan kepada Alloh dan kecintaan kepada apa yang dicintai Alloh, rasa takut
kepada Alloh dan takut terjerumus kepada apa yang dibenci Alloh, maka seluruh
gerakan anggota tubuh juga akan sehat. Tumbuh pada dirinya sikap ingin menjauhi
apa saja yang Alloh haramkan dan terperosok ke dalam perkara syubhat karena
khawatir terperosok kepada perkara haram. Sebaliknya bila hati itu rusak maka
akan menggiringnya untuk memenuhi hawa nafsunya, mencari apa saja yang ia sukai
meski Alloh membencinya. Rusak pula seluruh gerakan tubuhnya sehingga
termotivasi untuk melakukan semua perbuatan maksiat, itu dilakukan untuk
memenuhi keinginan hatinya
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata :
Factor penentu bagi baik dan buruknya sesuatu ada pada hati.
Berpijak pada kaedah ini maka wajib bagi setiap manusia untuk memperhatikan
kondisi hatinya selalu dan selamanya hingga ia berada dalam istiqomah. Hadits
di atas juga menunjukkan bahwa kerusakan dzohir bukti dari kerusakan bathin
Maroji’ :
Jamiul Ulum Walhikam, Ibnu Rojab Alhanbali hal 141