Tidak Dinyatakan Kafir, Siapa Hatinya Dalam Kedaan Iman




Alqolbu (12) 

Kaedah ini ditujukan kepada siapa saja yang mengucapkan kalimat kekufuran di bawah paksaan. Kasus ini pertama kali terjadi pada diri Ammar bin Yasir. Penulis tafsir alkhozin menuturkan bahwa Sumayyah (ibu dari Ammar) disiksa oleh kafir quraisy dengan cara diikat tubuhnya antara dua onta. Mereka memaksanya untuk kembali ke ajaran nenek moyang dengan meninggalkan millah rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Tatkala hatinya teguh dalam keimanan, mereka mengambil tombak selanjutnya menusuk jantungnya hingga mati.

Rupanya, Ammar tidak kuat menanggung siksaan hingga terpaksa mengucapkan kalimat kufur sebagaimana mereka inginkan. Hingga disampaikan kepada nabi shollallohu alaihi wasallam akan kekufurannya. Beliau memberi pembelaan baginya dengan bersabda :

كلا إن عماراً مليء إيماناً من قرنه إلى قدمه ، واختلط الإيمان بلحمه ودمه
Sekali-kali tidak ! Sesungguhnya Ammar dipenuhi dengan keimanan dari ujung kepalanya sampai ujung kakinya dan telah bercampur keimanannya dengan daging dan darahnya.

Dalam keadaan menangis, Ammar menemui nabi shollallohu alaihi wasallam. Beliau bertanya kepadanya “ Bagaimana kondisi imanmu ? “. Ia menjawab :

مطمئناً بالإيمان
Dalam keadaan tenang dengan keimanan

Mendengar jawabannya, beliau menyeka matanya seraya bersabda :
إن عادوا لك فعد لهم بما قلت
Bila mereka mengulanginya (memaksamu untuk mengucapkan kalimat kufur) maka ulangilah ucapan itu pada mereka

Setelah itu turunlah firman Alloh :
مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (Dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (Dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar [annahl : 106]

Selanjutnya penulis tafsir alkhozin berkata :

يجب أن يكون الإكراه الذي يجوز له أن يتلفظ معه بكلمة الكفر أن يعذب بعذاب لا طاقة له به ، مثل التخويف بالقتل والضرب الشديد والإيلامات القوية ، مثل التحريق بالنار ونحوه
Paksaan yang membolehkan ucapan kekufuran bila disiksa dengan siksaan yang tidak mampu dihadapi seperti ancaman pembunuhan, pukulan yang keras dan siksaan yang kejam, misalnya pembakaran dan lainnya

Maroji’ :
Lubabutta’wil Fii Ma’anittanzil, Alkhozin Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Ibrohim bin Umar Asy Syaihi (maktabah syamilah) hal 279