Birrul Walidain (9)
Ketika usia sudah uzur, tentu fisik ibu bapak akan melemah.
Di situlah anak dituntut untuk menunjukkan kesabarannya dalam bermuamalah
dengan orang tua. Alloh Ta’ala memberi kita taujih :
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا
أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا
قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا
جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيرًا
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "uff" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah : Wahai Robku, kasihilah keduanya, sebagaimana mereka keduanya telah
mendidikku waktu kecil [al isro : 23]
Ayat di atas menerangkan 5 tugas bagi anak untuk kedua orang
tuanya yang sudah berusia lanjut :
(1) Tidak mengucapkan kata uff
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menerangkan makna uff
dengan adna adziyyatin (menyakiti dengan cara yang paling halus)
(2) Tidak membentak
(3) Mengucapkan perkataan mulia
(4) Bersikap rendah diri dan kasih sayang
(5) Mendoakan keduanya
Yaitu dengan kalimat robbirhamhuma kamaa robbayaanii
shoghiiro (Wahai Robku, kasihilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil). Imam Baghowi memberi syarat bahwa doa ini bisa dipanjatkan
manakala keduanya dalam keadaan muslim karena Alloh berfirman :
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ
آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ
بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Tiadalah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang
musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya
orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam [attaubah : 113]
Maroji’ :
Lubabutta’wil Fii Ma’anittanzil, Alkhozin Abul Hasan Ali Bin
Muhammad Bin Ibrohim Bin Umar Asy Syaihi (maktabah syamilah) hal 284
Taisir Kalim Arrohman Fitafsir Kalamil Mannan, Syaikh
Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 284
Ma’alimuttanzil, Abu Muhammad Alhusain Bin Mas’ud
Albaghowi(maktabah syamilah) hal 284