Birrul Walidain (10)
Amru Bin Jamuh bertanya : Ya rosululloh, apa yang harus kami
sedekahkan dan kepada siapa kami tujukan ? Pertanyaan ini dijawab dengan
turunnya ayat :
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا
أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ
بِهِ عَلِيمٌ
Mereka bertanya tentang apa yang mereka infaqkan. Jawablah :
Apa saja harta yang kamu infaqkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan. dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha
mengetahuinya [al baqoroh : 215]
Ayat di atas dikomentari oleh Abdurrohman Nashir Assa’di :
Manusia yang paling utama dan paling agung haknya untuk diperhatikan nafaqohnya
adalah kedua orang tua. Itu dikarenakan, berbakti kepada keduanya adalah wajib
dan durhaka kepada keduanya adalah haram. Sedangkan diantara sebesar-besar
birrul walidain adalah memperhatikan nafaqoh bagi keduanya dan sebesar-besar al
uquq (durhaka) adalah melalaikan nafaqoh bagi keduanya.
Maroji’ :
Lubabutta’wil Fii Ma’anittanzil, Alkhozin Abulhasan Ali Bin
Muhammad Bin Ibrohim Bin Umar Assyaihi (maktabah syamilah) hal 33
Taisir Kalim Arrohman Fitafsir Kalamil Mannan, Syaikh
Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 33