Birrul Walidain (12)
عن أَبي أُسَيد مالك بن
ربيعة الساعدي رضي الله عنه ، قَالَ : بَيْنَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُول
الله صلى الله عليه وسلم إذ جَاءهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ ،فَقَالَ
: يَا رسولَ اللهِ ، هَلْ بَقِيَ مِنْ برِّ أَبَوَيَّ شَيء أبرُّهُما بِهِ بَعْدَ
مَوتِهمَا ؟ فَقَالَ : نَعَمْ ، الصَّلاةُ عَلَيْهِمَا ، والاسْتغْفَارُ لَهُمَا ،
وَإنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِما ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتي لا تُوصَلُ
إلاَّ بِهِمَا ، وَإكرامُ صَدِيقهمَا رواه
أَبُو داود
Dari Abu Usaid Malik Bin Robiah Assa’idi rodliyallohu anhu,
berkata : Ketika kami duduk di sisi rosululloh shollallohu alaihi wasallam,
tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Banu Salimah. Ia berkata : Wahai
rosululloh, apakah masih tersisa bakti kepada orang tua yang bisa aku lakukan
setelah keduanya meninggal ? Beliau menjawab : Benar, yaitu : Mendoakan
keduanya, memohonkan ampun bagi keduanya, menunaikan pesan setelah keduanya
meninggal, silaturrohim kepada orang memiliki hubungan shilah (kekerabatan)
dengan keduanya dan memuliakan teman keduanya
[HR Abu Daud]
Hadits di atas memberi faedah bahwa birrul walidain setelah
orang tua wafat ada lima :
(1) Mendoakan keduanya
Yaitu dengan berdoa robbirhamhumaa kamaa robbayaanii
shoghiiro yang tercantum dalam surat al isro ayat 24
(2) Memohonkam ampun
Yaitu dengan membaca robbighfirlii waliwaalidayya yang
tercantum dalam nuh ayat terakhir
(3) Menunaikan pesan
Yaitu wasiat yang harus ditunaikan setelah keduanya meninggal
dengan syarat bahwa wasiat tersebut tidak bertentangan dengan syariat
(4) Silaturrohim dengan kerabat orang tua
Sebagaimana nabi shollallohu alaihi wasallam sering memberi
hadiah kepada kerabat Khodijah
(5) Memuliakan teman orang tua
Seperti yang dilakukan Ibnu Umar yang memberi hadiah kepada
anak dari orang yang dicintai oleh Umar Bin Khothob
Maroji’ :
Nuzhatul Mutaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 1/272