Kenapa Yunus Selamat, Firaun Celaka ?




Seorang yang selalu ingat kepada Alloh saat bahagia, maka Alloh akan berikan jalan keluar saat ia berada dalam masa sulit. Sebaliknya, ketika berada dalam kesuksesan, Alloh dilupakan, maka jangan berharap mendapat pertolongan ketika berada dalam kondisi mendesak.
Kaedah ini berdasar dalil dan bukti. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ
Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah  [HR Tirmidzi]

Sebagai bukti dari hadits di atas adalah dua kasus : Yunus yang berada di dalam perut ikan dan Firaun yang tenggelam di laut merah :
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ  لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
143. Maka kalau Sekiranya Dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
144. niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit  [ash shofat : 143-144]

Ayat di atas menerangkan tentang rahasia Yunus diselamatkan Alloh sehingga bisa keluar dari perut ikan. Itu disebabkan ia termasuk minal musabbihiin (orang yang selalu bertasbih), dan itu ia lakukan sebagai amal hariannya. Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata : Pada waktu sebelum ditelan ikan, ia adalah orang yang banyak beribadah kepada Robnya, bertasbih dan bertahmid.
Bagaimana dengan Firaun ? Di saat ditenggelamkan, Firaun mengiba kepada Alloh dengan berkata :

آَمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آَمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ 
Saya beriman bahwa tidak ada ilah melainkan ilah yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)  [yunus : 90]

Mendengar pernyataan Firaun, Alloh menjawab :
آَلْآَنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Apakah sekarang (baru kamu percaya), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan  [yunus : 91]

Maroji’ :
Assa’di (maktabah syamilah) hal 451