Sa’ad Bin Malik Dan Ibunya


 Birrul Walidain (20)

Sa’ad  bin Malik anak yang sangat bakti pada orang tua. Tetapi ketika ibunya marah manakala mengetahui puteranya masuk islam dan memaksanya kembali kepada ajaran nenek moyang, ia tidak bergeming. Hingga sang ibu berkata :
لَتَدَعَنّ دِيْنِكَ هذا أوْ لا آكل ولا أشْرَبُ حتى أموْتَ، فَتُعَيَّر بي
Apakah engkau benar-benar akan meninggalkan agamamu, ataukah aku akan meninggalkan makan dan minum hingga ibu mati yang membuatmu akan hina karenaku
Dengan sopan dan lembut Saad bin Malik berkata :
لا تفْعَلِي يا أمَه، فإني لا أدَعُ دِيْنِيْ هذا لِشَيْءٍ
Jangan engkau lakukan wahai ibu. Sungguh, aku tidak akan meninggalkan agama ini dengan alasan apapun.
Aksi mogok makan minumpun dilakukan. Hingga batas dua hari dua malam, dimana sang ibu dalam keadaan lemas. Dengan tegas tapi masih menjaga hormat kepada ibunda, Saad bin Malik berkata :
يا أمه، تَعْلَمِيْنَ والله لَوْ كانتْ لكِ مِائَةَ نفْسٍ فخَرجَتْ نَفْسا نَفْسًا، ما تركْتُ دِيْنِي هذا لشيء، فإن شِئْتِ فَكُلِي، وإنْ شئت لا تأكلي
Wahai ibu, Engkau harus tahu, demi Alloh ! Seandainya engkau memiliki 100 nyawa lalu keluar satu persatu, aku tetap tidak akan meninggalkan agamaku ini karena alasan apapun. Silahkan engkau makan atau silahkan teruskan mogok makanmu.
Kisah di atas menunjukkan betapa tauhid tidak mentolelir perbuatan syirik meski dalam rangka mentaati orang tua. Oleh karena itu Alloh berfirman :
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan  [luqman : 15]