لاَ يَقْدِرُ الله شَيأً إلاَّ لِحِكْمَةٍ Alloh tidak mentaqdirkan sesuatu melainkan ada hikmahnya




Tips Menghadapi Musibah (2) 

Kalah dalam perang memang tidak mengenakkan. Itu pula yang dirasakan oleh para sahabat ketika mereka menerima kekalahan pada perang uhud. Kepada mereka, Alloh memberi taujih yang berharga :

إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الأيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Jika kamu pada perang uhud mendapat luka (kekalahan), maka orang kafirpun mendapat luka yang serupa (pada perang badar). Dan masa kejayaan dan kehancuran kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan supaya Alloh membedakan orang beriman (dengan orang munafiq) dan dijadikan sebagian kalian menjadi syuhada. Alloh tidak menyukai orang-orang dzolim  [ali imron : 140]

Berdasarkan ayat di atas, Syaikh Abdurrohan Nashir Assa’di menyebut ada tiga hikmah dari kekalahan yang diderita umat islam pada perang uhud :

(1)   Pergiliran kemenangan dan kekalahan

Dunia Alloh berikan kepada semua manusia baik mukmin maupun kafir dan manusia taat dan pelaku maksiat. Hari-hari selalu Alloh pergilirkan bagi manusia. Terkadang pada hari ini kesuksesan diperuntukkan bagi satu kaum dan pada saat lain Alloh alihkan buat kaum lainnya. Ini sebagai bukti bahwa dunia bersifat fana (selalu berakhir). Ini berbeda dengan akhirat dimana Alloh hanya berikan bagi orang-orang beriman.

(2)   Sebagai bentuk tamhish (seleksi, penyaringan)

Alloh selalu memberi ujian bagi hambaNya berupa kekalahan dan musibah. Dengannya bisa diketahui siapa mukmin dan siapa munafiq. Bila kemenangan selalu didapat orang beriman di semua peperangan, tentu orang yang sebenarnya tidak mencintai islam akan masuk ke dalam islam. Bila dalam sebagian peperangan umat ini mendapatkan kekalahan maka akan tampak jelas siapa mukmin haqiqi yang mencintai islam dalam semua kondisi baik senang atau susah dan saat mudah atau sulit.

(3)   Untuk menjadikan sahabat sebagai syuhada

Mati syahid adalah kedudukan tertinggi di sisi Alloh. Itu tidak mungkin terwujud kecuali ada penyebabnya. Dan kekalahan adalah salah satu sarana untuk mendapatkannya.

Maroji’ :
Taisir Kalim Arrohman Fi Tafsir Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 67