Tip Menghadapi Musibah (1)
Siapa saja yang merasa sedih atas kematian orang yang
dicintai, sungguh tidak ada manusia yang paling lengkap merasakannya selain
nabi shollallohu alaihi wasallam. Beliau tidak sempat melihat wajah
ayahandanya. Di usia enam tahun, ibundanya meninggal. Dua tahun berada dalam
pengasuhan Abdul Muthollib, sang kakekpun meninggal.
Di saat beliau mendapat perlindungan dari pamannya (Abu
Tholib) dalam mengemban misi dakwah, ternyata sang paman mati dalam keadaan
kufur karena tidak mau mengucapkan kalimat syahadat.
Setelah berkeluarga, beliau diuji oleh Alloh dengan
meninggalnya orang-orang yang dicintai. Dari istri, Khodijah lebih awal pergi
ke haribaan Alloh. Dari pihak anak, beliau ditinggal oleh Qosim, Ruqoyyah, Ummu
Kultsum, Zainab dan Ibrohim. Praktis hanya Fatimah yang tersisa. Adapun dari
cucu, Umamah yang merupaka puteri dari Zainab meninggal di usia kanak-kanak.
Sungguh apa yang dialami oleh rosululloh tidak sebanding
dengan kesedihan yang menimpa kita.
Boleh jadi ada diantara kita merasa rendah diri dengan tubuh
cacat. Bukankah Abdulloh Bin Umi Maktum ditakdirkan buta ? Atau Abdulloh Bin
Masud yang kedua kakinya kecil yang sering menjadi bahan tertawaan kafir
quraisy ? Mungkin kita tidak bisa membayangkan Tsabit Bin Qois yang bermuka
buruk yang membuat istrinya (Jamilah) menuntut cerai darinya dimana sang istri
menggambarkan betapa buruknya wajah sang suami dengan berkata :
أَنَّ ثَابِتَ بْنَ قَيْسٍ كَانَ دَمِيمً ا وَأَنَّ
اِمْرَأَتَهُ قَالَتْ : لَوْلَا مَخَافَةُ اَللَّهِ إِذَا دَخَلَ عَلَيَّ
لَبَسَقْتُ فِي وَجْهِهِ
Tsabit Ibnu Qais itu
jelek rupanya, dan istrinya berkata : Seandainya aku tidak takut murka Allah,
jika ia masuk ke kamarku, aku ludahi wajahnya [HR Ibnu Majah]
Berkenaan dengan kaedah di atas,maka Alloh memberi hiburan
kepada para sahabat yang terluka pada perang uhud. Kepada mereka, Alloh
berfirman :
وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ
إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ
مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Janganlah berhati lemah dalam mengejar kaum (musuh). Jika
kalian menderita luka maka sesungguhnya merekapun menderita luka-luka
sebagaimana luka-luka yang kalian derita. (yang membedakan). Sedang kalian
mengharap (pahala) dari Alloh apa yang mereka tidak harapkan. Alloh Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana [annisa’
: 104]
Sama-sama terluka, berbeda balasan. Para sahabat mendapat
aljannah, sementara kafir quraisy beroleh neraka. Walhasil, jangan merasa
bersendirian saat mendapat musibah