Pembahasan kesepuluh : Adakah istitsna’ dalam kitmanul haq



                                                                     Kitmanul Haq (10) 

Tadarruj (tahapan) dalam memberi materi dakwah harus diperhatikan para da’i. Memberikan pelajaran harus disesuaikan dengan siapa yang kita seru. Terkadang ada pembahasan yang perlu ditunda bahkan disembunyikan demi kemaslahatan dakwah.

Menyampaikan persoalan tahlilan, maulid nabi, qunut shubuh dan semisalnya bisa saja menimbulkan polemik yang berakibat kegagalan dalam berdakwah. Menghindarkan diri dari mendiskusikan masalah ini di hadapan masyarakat tradisional atau belum memahami tauhid dengan baik adalah jalan terbaik yang harus ditempuh bagi para ustadz.

Kesimpulan ini didapat dari sebuah hadits yang dituturkan oleh Muadz Bin Jabal dimana ia berkata :

كُنْتُ رِدْفَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى حِمَارٍ فَقَالَ يَا مُعَاذُ تَدْرِى مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ  قَالَ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ  فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ  لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا
Aku pernah diboncengkan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku : wahai muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya, dan apa hak hamba-hambaNya yang pasti dipenuhi oleh Allah?, Aku menjawab : “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda : “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya : ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?, beliau menjawab : “Jangan engkau lakukan itu, karena khawatir mereka nanti bersikap pasrah   [HR Bukhari, Muslim]

Di ujung riwayat, Muadz meminta izin kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk menyampaikan pelajaran yang baru diterima. Ternyata beliau melarangnya. Kenapa ? Karena dikhawatirkan masyarakat menganggap enteng perbuatan maksiat dengan argumen bahwa dirinya tidak berbuat syirik.

Kalimat terakhir di hadits ini dikomentari oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab :

  جواز كتمان العلم للمصلحة  
Diperbolehkannya menyembunyikan ilmu demi maslahat