Istighfar (12)
Ini adalah perintah yang ditujukan kepada rosululloh
shollallohu alaihi wasallam :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka (berilmulah,ketahuilah), bahwa Sesungguhnya tidak ada
Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan
bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan [muhammad : 19]
Ayat di atas menggabungkan dua perintah, yaitu perintah
berilmu terhadap kalimat laailaaha illalloh dan perintah beramal berupa memohon
ampun atas dosa nabi shollallohu alaihi wasallam dan umatnya.
Ayat di atas juga mengajarkan kita untuk mengabungkan
istighfar dengan tauhid. Bukankan syirik penghalang ampunan sebagaimana firman
Alloh :
إِنَّ
اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ
Sesungguhnya Alloh tidak akan
mengampuni dosa syirik kepadaNya [annisa
: 48]
Boleh jadi ada yang bertanya tentang kalimat “ mohonlah
ampunan bagi dosamu “, bukankan rosululloh shollallohu alaihi wasallam
dijamin ma’shum ? Apakah dengan begitu berarti nabi kita masih punya dosa ?
Jawaban dari pertanyaan ini adalah bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam
adalah ma’shum. Adapun perintah memohon ampun bukan ditujukan bagi dosa beliau
melainkan sebagai pelajaran bagi umatnya agar memperbanyak istighfar. Imam
Baghowi berkata :
أمر بالاستغفار مع
أنه مغفور له لتستنَّ به أمته
Perintah istighfar yang ditujukan kepada beliau (padahal
beliau mendapat jaminan ampunan) dimaksudkan agar dijadikan teladan bagi
umatnya
Maroji’ :
Ma’alimuttanzil, Abu Muhammad Alhusain Bin Mas’ud Albaghowi
(maktabah syamilah) hal 508