Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Memohonkan Ampun Bagi Abdulloh Bin Ubay




Istighfar (29) 

Abdulloh Bin Umar menuturkan : Ketika Abdulloh Bin Ubay mati, datanglah anaknya yang bernama Abdulloh menghadap rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Ia meminta kepada beliau agar memberikan gamisnya sebagai kafan bapaknya. Lalu ia meminta kepada beliau agar bersedia menyolatkan jenazahnya. Beliaupun berdiri untuk menyolatkannya. Berdirilah Umar Bin Khothob dengan menarik baju beliau untuk mencegah agar beliau tidak menyolatkannya. Umar berkata : Ya rosululloh, engkau menyolatkannya padahal Alloh telah melarangmu untuk menyolatkannya ? Beliau bersabda : Alloh telah memberikan pilihan padaku antara menyolatkannnya dan tidak menyolatkannya, sambil membaca firman Alloh :

اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Engkau memohonkan ampun bagi mereka atau tidak engkau mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). kendatipun engkau memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. yang demikian itu adalah Karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik  [attaubah : 80]

Ayat di atas memberi izin bagi nabi shollallohu alaihi wasallam untuk menyolatkan munafiq, akan tetapi sekaligus pemberitahuan akan tidak manfaatnya memohonkan ampun bagi mereka karena telah dinyatakan sebagai manusia kafir kepada Alloh dan rosulNya. Tidak lama setelah beliau menyolatkan Abdulloh Bin Ubay, turunlah ayat membenarkan perkataan Umar :

وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka Telah kafir kepada Allah dan rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik  [attaubah : 84]

Demikianlah, Umar memang sahabat istimewa. Sering apa yang ia lakukan mendapat respon dari Alloh sehingga turunlah ayat membenarkan perkataannya. Maka wajar bila nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عن أَبي هريرة رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: لَقَدْ كَانَ فيما قَبْلَكُمْ مِنَ الأُمَمِ نَاسٌ مُحَدَّثُونَ، فَإنْ يَكُ في أُمَّتِي أحدٌ فإنَّهُ عُمَرُ

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya dikalangan umat-umat sebelum kalian ada satu munusia yang senantiasa diliputi ilham. Kalau itu terjadi pada umatku maka sesungguhnya Umarlah orangnya  [HR Bukhori]

Riwayat lain mengatakan :

وعن ابن عمر رضي الله عنهما ، قَالَ : مَا سَمِعْتُ عمر رضي الله عنه يقولُ لِشَيءٍ قَطُّ : إنِّي لأَظُنُّهُ كَذَا ، إِلاَّ كَانَ كَمَا يَظُنُّ  

Dari Ibnu umar rodliyallohu anhuma berkata : Aku tidak mendengar Umar rodliyallohu anhu berkata sesuatu selamanya “ Sesungguhnya aku mengira seperti ini, kecuali yang terjadi apa yang aku kira “  [HR Bukhori