Ittiba’ Mendatangkan Maghfiroh




Istighfar (49) 

Seorang muslim dimanapun tentu mengaku bahwa dirinya cinta kepada Alloh. Tidak ada pengakuan kecuali  menuntut pembuktian. Bukti cinta kepada Alloh adalah sikap ittiba’ (mengikuti ) sunnah rosululloh. Untuk itulah Alloh berfirman :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ   
Katakanlah : Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang  [ali imron : 31]

Syaikh Muhammad Amin Asy Syanqithi berkata :

يؤخذ من هذه الآية الكريمة أن علامة المحبة الصادقة لله ورسوله صلى الله عليه وسلم هي اتباعه صلى الله عليه وسلم ، فالذي يخالفه ويدعي أنه يحبه فهو كاذب مفتر . إذ لو كان محباً له لأطاعه ، ومن المعلوم عند العامة أن المحبة تستجلب الطاعة ومنه قول الشاعر : لو كان حبك صادقاً لأطعته ... إن المحب لمن يحب مطيع

Dari ayat yang mulia ini bisa diambil kesimpulan bahwa tanda cinta yang benar kepada Alloh dan rosulNya shollallohu alaihi wasallam adalah sikap ittiba’ kepada nabi shollallohu alaihi wasallam. Adapun sikap menyelisihinya sementara dia mengklaim mencintainya, menunjukkan bahwa ia adalah pendusta dan pembohong. Jika dia merasa mencintaiNya tentu ia akan mentaatiNya. Sudah diketahui secara umum bahwa kecintaan mendorong kepada ketaatan sebagaimana perkataan penyair “ Bila cintamu adalah benar, tentu engkau akan mentaatinya ....... Karena sesungguhnya pecinta kepada yang ia cintai akan mentaati “

Di saat ittiba’ ditunaikan, maka Alloh akan memberi dua balasan, yaitu : Alloh mencintainya dan mengampuni segala dosa. Hingga Alloh menutup ayat 31 dari surat ali imron dengan “ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “

Maroji’ :
Adl Waul Bayan, Syaikh Muhammad Amin Asy Syanqithi (maktabah syamilah) hal 54