Istighfar (46)
Ketika dosa-dosa tersingkap, saudara Yusuf berkata kepada
ayahnya (Yaqub) :
قَالُوا يَا
أَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا إِنَّا كُنَّا خَاطِئِينَ
Mereka berkata : Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami
terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah
(berdosa)
Permintaan ini dijawab sang ayah :
قَالَ
سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Ya'qub berkata : Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada
Robku. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang [yusuf : 97-98]
Bila diperhatikan kalimat Yaqub saat menanggapi permintaan
anak-anaknya, bisa kita ketahui bahwa dirinya tidak langsung mengabulkan apa
yang dinginkan mereka karena dalam kalimat disebut “ Aku akan memohonkan
ampun bagimu “. Apa rahasia dibalik penundaan istitghfar bagi anak-anak
Yaqub ? Beragam pendapat dari para ahli tafsir, diantaranya :
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata :
أجَّلَ لهم طلب المغفرة إلى ساعة الاستجابة كآخر
الليل وقت السحر أو يوم الجمعة
Yaqub menunda permohonan ampun buat anak-anaknya hingga waktu
mustajab seperti akhir malam yaitu pada waktu sahur atau hari jumat
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata :
إنه أخر الاستغفار لهم إلى وقت السحر الفاضل، ليكون
أتمَّ للاستغفار، وأقرب للإجابة
Sesungguhnya Yaqub mengakhirkan istighfar bagi mereka hingga
waktu sahur yang mulia agar istighfar menjadi sempurna dan lebih dekat kepada
pengkabulan
Syaikh Ali Bin Ahmad Alwahidi Abul Hasan berkata :
أخَّر ذلك إلى السَّحَر؛ ليكون أقرب إلى الإجابة
Yaqub menunda istighfar hingga waktu sahur agar lebih
mendekatkan pengkabulan
Syaikh Abul Hasan Ali Bin Muhammad Bin Ibrohim Bin Umar
Asyaihi berkata :
عن ابن عباس : إنه أخر الاستغفار لهم إلى ليلة
الجمعة لأنها أشرف الأوقات
Sesungguhnya Yaqub menunda istighfar bagi mereka hingga malam
jumat karena ia adalah waktu yang paling mulia
Ibnu asyur berkata :
أخره إلى السَّحَر ، أو إلى صلاة الليل ، أو إلى
ليلة الجمعة ، تحرياً لوقت الإجابة ، أو إلى أن يتحلّل لهم من يوسف ، فإن عفو
المظلوم شرط في المغفرة
Yaqub menunda istighfar hingga waktu sahur atau saat sholat
malam atau malam jumat untuk mendapat waktu mustajab atau saat Yusuf rela
memaafkan mereka karena pemaafan dari orang yang terdzalimi syarat diterimanya
ampunan
Bila diperhatikan dari semua pendapat yang tercantum, bisa
diambil 2 kesimpulan :
1. Mencari waktu
mustajab (akhir malam, waktu sahur dan hari jumat)
2. Menunggu
pernyataan Yusuf bahwa dirinya memaafkan kesalahan saudara-saudaranya
Maroji’ :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah
syamilah) hal 247
Taisir Kalim Arrohman Fitafsir Kalamil Mannan, Syaikh
Abdurrohman Nashir Assa’di(maktabah syamilah) hal 247
Alwajiz, Syaikh Ali Bin Ahmad Alwahidi Abul Hasan(maktabah
syamilah) hal 247
Lubabutta’wil Fii Ma’anittanzil, Syaikh Abul Hasan Ali Bin
Muhammad Bin Ibrohim Bin Umar Asyaihi (maktabah syamilah) hal 247
Ibnu Asyur, Attahrir Wattanwir (maktabah syamilah) hal 247