Istighfar (35)
Nabi
shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم الإِمَامُ ضَامِنٌ وَالْمُؤَذِّنُ
مُؤْتَمَنٌ اللَّهُمَّ أَرْشِدِ الأَئِمَّةَ وَاغْفِرْ
لِلْمُؤَذِّنِينَ
Dari Abu Huroiroh : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam
bersabda : Imam sebagai penjamin dan muadzin sebagai orang yang diserahi
amanat. Ya Alloh berikan bimbingan kepada para imam dan ampunilah para
muadzin [HR Ahmad, Abu Daud dan
Tirmidzi]
Hadits di atas menerangkan salah satu fadhilah yang didapat
oleh para muadzin. Manusia terbaik, yaitu rosululloh shollallohu alaihi
wasallam memohonkan ampunan buat mereka. Tidak sedikit para ulama menjadikan
hadits ini sebagai hujah bahwa kedudukan muadzin lebih mulia dari imam. Itu
dikarenakan permohonan ampunan lebih utama dari permohonan bimbingan. Tidak itu
saja, begitu besarnya mengumandangkan adzan sehingga rosululloh shollallohu
alaihi wasallam menganjurkan kita berlomba untuk mendapatkan kesempatan meski
harus berundi :
عن أَبي هريرة رضي الله عنه
: أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا
في النِّدَاءِ والصَّفِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ
لاسْتَهَمُوا عَلَيْهِ
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, bahwasanya rosululloh
shollallohu alaihi wasallam bersabda : Seandainya manusia tahu pahala pada
mengumandangkan adzan dan berada di shof awal, lalu mereka tidak mendapatkannya
selain berundi, niscaya mereka akan mengikuti undian untuk mendapatkannya [muttafaq alaih]
Syaikh Mushthofa Albugho berkata :
التّرْغِيْبُ
فِي الأذانِ لأنّه مِنْ شعائر الإِسْلاَمِ وَسُنَّةٌ مِنْ سُنَنِهِ وَثَوَابُ
الْمؤذن عَظِيْمٌ جِدًّا عند الله تَعَالَى
Hadits di atas adalah ajakan untuk mengumandangkan adzan
karena ia bagian dari syiar dan sunnah dalam islam. Pahala muadzin sangat besar
pahaanya disisi Alloh Ta’ala
Maroji’ :
Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 2/25