Tergesa-Gesa (11)
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengutus Alwalid Bin
Uqbah Bin Abu Mu’ith untuk mengambil zakat di Bani Mushtholiq. Sebelumnya pada
masa jahiliyyah keluarga Alwalid memiliki permusuhan dengan mereka.
Mendengar kedatangan utusan rosululloh shollallohu alaihi
wasallam, mereka bahagia dan hendak memberikan sambutan yang baik. Ingatan
Alwalid tentang permusuhan masa lalu masih terbayang di benaknya. Sehingga
ketika melihat sekumpulan manusia keluar rumah, ia mengira bahwa mereka akan
membunuhnya. Berlarilah Alwalid dan kembali ke Madinah lalu menyampaikan hal
itu kepada nabi shollallohu alaihi wasallam sesuai dengan persangkaan yang dia
rasakan terhadap kaum bani mushtholiq. Dalam penuturannya, bahkan Awalid
mengatakan bahwa penduduk telah murtad.
Mendengar berita itu, beliau murka dan berencana
memberangkatkan pasukan ke sana. Tiba-tiba datanglah utusan bani mushtholiq.
Sang utusan menyampaikan bahwa tidak ada maksud penduduk sebagaimana yang
disangkakan Alwalid. Beliau tidak lantas percaya terhadap pengakuannya sehingga
mengutus Kholid Bin Walid untuk mengecek kebenaran berita.
Sesampainya di perkampungan bani mushtholiq, Kholid Bin Walid
mendengar kumandang adzan dan sholat maghrib dan isya yang ditegakkan secara
berjamaah. Dapat disimpulkan bahwa kebenaran ada di utusan bani mushtholiq dan
Alwalid terbukti telah dusta.
Bisa dibayangkan bila nabi shollallohu alaihi wasallam
langsung mempercayai berita yang dibawa oleh Alwalid, tentu pertumpahan darah yang
terjadi. Dengan peristiwa ini, Alloh menurunkan firmanNya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ
جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ
فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang beriman bila datang kepada kalian seorang
fasiq membawa berita maka bertabayunlah (cek kebenaran berita) agar kalian
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatanmu itu [alhujurot : 6]