Ketergesaan Para Sahabat Saat Berwudlu




Tergesa-Gesa (16)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ تَخَلَّفَ عَنَّا النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم فِى سَفْرَةٍ سَافَرْنَاهَا ، فَأَدْرَكَنَا وَقَدْ أَرْهَقَتْنَا الصَّلاَةُ وَنَحْنُ نَتَوَضَّأُ ، فَجَعَلْنَا نَمْسَحُ عَلَى أَرْجُلِنَا ، فَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ  مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا  
Dari Abdulloh Bin Amru, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam tertinggal dari rombongan dalam sebuah safar yang kami adakan. Lalu beliau berhasil menyusul kami sementara waktu sholat (ashar) sudah sangat sempit. Kami berwudlu (dengan tergesa-gesa) sehingga membuat kami hanya mengusap kaki-kaki kami (tidak membasuhnya). Beliau berseru dengan suara keras “ Celakalah tumit-tumit dari api neraka ! “. Beliau ucapkan seruan itu dua atau tiga kali [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah]

Hadits di atas menerangkan akan ketergesaan para sahabat saat menunaikan wudlu. Itu terjadi karena sempitnya waktu ashar. Riwayat ini memberi faedah :

  1. Larangan tergesa-gesa dalam melaksanakan ketaatan
  2. Ancaman neraka tidak hanya ditujukan kepada orang kafir saja, melainkan juga ditujukan kepada mukmin yang beribadah dengan tidak sempurna
  3. Bolehnya bersuara keras saat memberi teguran
  4. Bolehnya mengulangi kalimat agar menjadi perhatian
  5. Keutamaan keberadaan ulama di tengah-tengah umat. Setiap kesalahan akan segera teratasi
  6. Rasa takut para sahabat dengan terlambatnya pelaksanaan sholat yang membuat mereka terburu-buru ketika berwudlu