Mata Antara Pahala Dan Dosa (1)
Alloh berfirman :
الَّذِينَ
يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Yaitu orang-orang yang berdzikir
mengingat Alloh dalam keadaan berdiri, duduk dan di atas pembaringan dan
memikirkan penciptaan langit dan bumi (lalu berkata) Wahai Rob kami, apa yang
Engkau ciptakan tidaklah sia-sia. Maha Suci Engkau maka lindungi kami dari
siksa neraka [ali imron : 191]
Ayat ini mengajak kita untuk
berdzikir (mengingat Alloh) dalam semua kondisi dan berfikir terhadap
ciptaanNya. Keduanya ditujukan kepada Alloh. Dalam hal ini manusia terbagi
menjadi tiga kelompok :
(1) Hanya memikirkan ciptaan Alloh
Mereka melakukan sejumlah penelitian
terhadap alam yang dengannya menghasilkan ilmu pengetahuan alam. Sayang,
semuanya tidak menggerakkan hatinya untuk mengakui keagungan Alloh karena niat
awal adalah dunia semata. Inilah yang dilakukan oleh orang kafir.
(2) Hanya berdzikir
Kemanapun berada tasbih dibawa.
Lesannya basah oleh dzikir. Sayang, ia tidak peduli dengan penciptaan Alloh. Ia
biarkan riset (penemuan ilmiah) dihasilkan orang kafir.
(3) Memadukan antara fikir dan dzikir
Inilah yang ideal. Dengan begitu, ia
akan mengakui keagungan Alloh dan berujung kepada rasa khosyah (takut kepada
Alloh). Akhirnya lesannya berkata “ Wahai Rob kami, apa yang Engkau ciptakan
tidaklah sia-sia. Maha Suci Engkau maka lindungi kami dari siksa neraka “