Ganjil Dan Genap Dalam Islam (3)
Ketika tauhid adalah mengesakan Alloh sebagai
satu-satunya ilah yang berhak diibadahi, maka ketika Alloh membicarakan
lawannya (syirik), contoh yang ditampilkan dalam bentuk ganjil. Diantaranya
kesyirikan yang dilakukan oleh kaum nasrani :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ
قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ
وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata “
Sesungguhnya Alloh adalah satu diantara tiga tuhan “ Padahal tidak ada ilah
yang berhak diibadahi kecuali ilah yang satu. Jika mereka tidak berhenti dari
apa yang mereka katakan, sungguh benar-benar orang-orang kafir diantara mereka
akan ditimpa adzab yang pedih [almaidah : 73]
Dalam tafsir aljalalain, disebutkan bahwa yang
dimaksud tsalitsu tsalatsah (satu diantara tiga) adalah Alloh, Isa dan Ibunya.
Mereka nilai ketiganya sebagai tuhan.
Kesyirikan juga ditampilkan dalam bentuk ganjil
yang ada pada kaum nabi Nuh. Ketika mereka menyembah lima patung (Wadd, Suwa’, Yaghuts,
Ya’uq maupun Nasr). Apa yang mereka lakukan difirmankan Alloh :
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ
آَلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ
وَنَسْرًا
Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata :
janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Tuhan-tuhan kamu, dan
janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa’, Yaghuts,
Ya’uq maupun Nasr” (QS. Nuh, 23)
(Ibnu Abbas) berkata tentang ayat di atas : Ini adalah
nama orang-orang sholeh dari kaum Nabi Nuh, ketika mereka meniggal dunia,
syetan membisikan kepada kaum mereka agar membikin patung-patung mereka yang
telah meninggal di tempat-tempat dimana disitu pernah diadakan
pertemuan-pertemuan mereka, dan mereka disuruh memberikan nama-nama patung
tersebut dengan nama-nama mereka, kemudian orang-orang tersebut menerima
bisikan syetan, dan saat itu patung-patung yang mereka buat belum dijadikan
sesembahan, baru setelah para pembuat patung itu meninggal, dan ilmu agama
dilupakan, mulai saat itulah patung-patung tersebut mulai disembah”.
Selain kaum nabi Nuh, kesyirikan kafir
quraisy juga dalam bentuk ganjil. Mereka sembah tiga patung utama, yaitu :
Latta, Uzza dan Manat
أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى (19) وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى (20) أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى (21) تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى (22) إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآَبَاؤُكُمْ
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ
وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى (23)
Apakah kamu (kaum quraisy) pantas menganggap latta
dan uzza, dan manat yang ketiga yang kemudian sebagai anak perempuan Alloh.
Apakah pantas untuk kamu anak laki-laki dan untuk Alloh anak perempuan ? Yang
demikian, tentu pembagian yang tidak adil [annajm : 19-23]
Maroji’ :
Aljalalain (maktabah syamilah) hal 120