Sahabat Dalam Timbangan Aqidah (6)
Alloh Ta’ala berfirman :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah
dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang
besar. [attaubah : 100]
Berdasarkan ayat di atas sahabat di bagi menjadi dua kelompok
:
(1) Assabiqunal awwalun (generasi awal)
Mereka masuk islam di awal dakwah dan mereka terdiri dari
muhajirin (orang yang berhijrah) dan anshor (penduduk Madinah yang menyambut
kedatangan kaum muhajirin)
Para ulama berbeda pendapat dalam memberikan kategori siapa
yang berhak masuk dalam kelompok assabiqunal awwalun. Ada yang menilai bahwa
siapa saja yang masuk islam sebelum perjanjian hudaibiyyah, maka mereka
dimasukkan ke dalam kedudukan ini. Ada juga yang mengatakan siapa saja yang
masuk islam sebelum perpindahan arah kiblat dari masjid al aqsho ke masjidil
harom. Dalam hal ini, mayoritas ulama menganggap bahwa pendapat pertamalah yang
benar.
(2) Alladziinat taba’uuhum bi ihsan (orang-orang yang
mengikuti keislaman assabiqunal awwalun dengan baik
Yaitu yang masuk islam setelah perjanjian hudaibiyyah. Abu
Sufyan, Hindun, Ikrimah Bin Abu Jahal dan Kholid Bin Walid adalah masuk dalam
kelompok ini