Sahabat Dalam Timbangan Aqidah (12)
Dalam aqidah thohawiyyah disebutkan sebuah kaedah :
وَنُحِبُّ أَصْحَابَ رسُولِ الله صلى
الله عليه وسلم، وَلاَ نُفْرِطُ في حُبِّ أَحَدٍ مِنْهُم؛ وَلاَ نَتَبَرَّأُ مِنْ
أَحَدٍ مِنْهُم، وَنُبْغِضُ مَنْ يُبْغِضُهُم، وَبِغَيْرِ الخَيْرِ يَذْكُرُهُم،
ولا نُذْكُرُهُم إِلاَّ بِخَيْرٍ, وَحُبُّهُم دِينٌ وإيمَانٌ وإحْسَانٌ،
وَبُغْضُهُم كُفْرٌ ونِفَاقٌ وطُغْيَانٌ.
Kita mencintai para sahabat rosululloh shollallohu alaihi
wasallam, kita tidak bersikap berlebihan dalam mencintai seorang diantara
mereka. Tidak bersikap baro (berlepas diri atau benci) terhadap seorang
diantara mereka. Membenci siapa saja yang membenci mereka. Selain kebaikan yang
ada pada mereka, kita tidak akan menyebut perihal mereka selain kebaikan.
Mencintai mereka adalah bagian dari din, iman dan ihsan. Membenci mereka bagian
dari kekufuran, kemunafikan dan sikap melampaui batas
Kalimat (kita tidak bersikap berlebihan dalam mencintai
seorang diantara mereka) menunjukkan bahwa kita berbeda dengan orang syiah yang
melampaui batas terhadap Ali dan keluarganya. Adapun kalimat (tidak bersikap
baro) sebagai pembeda antara kita dengan kaum khowarij.
Kaedah di atas didasarkan pada sabda nabi shollallohu alaihi
wasallam :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ،
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
اللَّهَ اللَّهَ فِي أَصْحَابِي، لَا تَتَّخِذُوهُمْ غَرَضًا بَعْدِي، فَمَنْ
أَحَبَّهُمْ فَبِحُبِّي أَحَبَّهُمْ، وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ فَبِبُغْضِي
أَبْغَضَهُمْ، وَمَنْ آذَاهُمْ فَقَدْ آذَانِي، وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذَى
اللَّهَ، وَمَنْ آذَى اللَّهَ يُوشِكُ أَنْ يَأْخُذَهُ
Dari Abdulloh Bin Mughoffal berkata : Aku mendengar
rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Alloh, Alloh ! (bertaqwalah
kepada Alloh) dalam bersikap terhadap para sahabatku. Janganlah kalian
menjadikan mereka sebagai bahan celaan sesudahku. Barangsiapa mencintai mereka,
karena sebab kecintaanku (kepada para sahabat) aku akan mencintainya.
Barangsiapa yang membenci mereka, karena kebencianku maka aku akan membencinya.
Siapa yang menyakiti mereka berarti telah menyakiti diriku. Barangsiapa yang
menyakiti diriku berarti telah menyakiti Alloh. Barangsiapa yang menyakiti
Alloh, dikhawatirkan Alloh akan segera menurunkan adzab baginya [HR Tirmidzi]
عن الْبَرَاء رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ
النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم أَوْ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم
الأَنْصَارُ لاَ يُحِبُّهُمْ إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَلاَ يُبْغِضُهُمْ إِلاَّ مُنَافِقٌ
فَمَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللَّهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللَّهُ
Dari Barro bin Azib rodliyallohu anhu : Aku mendengar
nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Al Anshor, tidaklah yang mencintai
mereka kecuali mukmin. Tidaklah membenci mereka kecuali munafiq. Barangsiapa
mencintai mereka, Alloh akan mencintai mereka dan barangsiapa yang membenci
mereka maka Alloh akan membenci mereka
[HR Muslim]
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضى الله عنه عَنِ
النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ آيَةُ الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ ،
وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأَنْصَارِ
Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu : Dari nabi
shollallohu alaihi wasallam Ciri iman adalah mencintai anshor dan ciri
kemunafikan adalah membenci anshor [HR
Muslim]