Memastikan tidak ada lafdzul jalalah di dalam wc




                                                 Istinja Dalam Pandangan Aqidah (9) 

Ini ditujukan sebagai pemuliaan terhadap alquran karena menyebut alquran dengan :

بَلْ هُوَ قُرْآَنٌ مَجِيدٌ
Bahkan yang didustakan mereka itu adalah alquran yang mulia [alburuj : 21]

إِنَّهُ لَقُرْآَنٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya alquran itu bacaan mulia [alwaqiah : 77]

وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ
Dan sesungguhnya alquran itu adalah bacaan mulia [fushilat : 41]

عنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْخَلَاءَ وَضَعَ خَاتَمَهُ أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ وَهُوَ مَعْلُول
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila masuk kakus (WC) beliau menanggalkan cincinnya (tertulis di atasnya Muhammad rosululloh) [HR Imam Empat] tetapi dianggap ma'lul.

Hadits di atas kendati dloif akan tetapi sebagian ulama menshohihkannya diantaranya Tirmidzi, Ibnu Hibban, Almundziri, Alqusyairi dan Assuyuthi . Hadits ini menjadi amalan kaum muslimin. Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam mengecualikan larangan ini bila khawatir barang yang kita bawa hilang dicuri sehingga berlaku kaedah :

أنَّ الْكَرَاهَةَ تَزُوْلُ مَعَ الْحَاجَةِ
Status hukum makruh akan hilang seiring adanya kebutuhan

Ibnu Taimiyyah berkata :

الدَّرَاهِمَ إذَا كُتِبَ عَلَيْهَا لا إله إلا الله وَكَانَتْ فِي مِنْدِيْلٍ أوْ خَرِيْطَةٍ يَجُوْزُ أنْ يَدْخُلَ بِهَا الْخَلاَءَ
Uang dirham bila tertulis padanya kalimat laa ilaaha illalloh bila berada di dalam sapu tangan atau kantong maka diperbolehkan ikut masuk ke dalam wc